Catatan Pegiat Literasi, Merdeka Itu Banyakin Cinta Sedikitin Benci

Dirgahayu Republik Indonesia!

Bersyukur dan bangga menjadi warga negara Indonesia. Karena hingga kini, masih bisa beribadah dengan aman dan tenang. Masih bisa bermedia sosial tanpa perasaan takut. Masih bisa berpendapat sesuka pikiran. Hingga bisa “ngomongin negara” secara terbuka di televisi. Sementara di negara lain, ada yang masih berjibaku dengan perang saudara, bahkan perang antarnegara seperti Ukarina vs Rusia.

 

Harus diakui, bangsa Indonesia memang belum mampu menyejahterakan semua rakyatnya. Masih punya utang yang tidak kecil, bahkan korupsi pun merajelela. Sekalipun 77 tahun sudah meredka, masih banyak “pekerjaan rumah” yang harus diselesaikan. Ada banyak agenda yang harus dibenahi. Tapi bangsa Indonesia sudah berada di “jalur yang benar”. Untuk berani mengoreksi diri sendiri, berani memperbaiki diri. Tentu, secara bersama-sama.

 

Bahwa bangsa ini masih banyak orang miskin, jawabnya iya. Masih punya utang, pastinya iya. Masih banyak yang belum bekerja, jawabnya pun iya. Masih tergantung produk impor, iya. Tapi bangsa Indonesia pun terus berjuang. Agar mampu keluar dari masalah sosial ekonomi yang masih melanda. Yang jelas apa pun keadaaannya, bangsa Indonesia tidak pernah menangis. Bahkan tidak miskin hati untuk terus ikhtiar baik.

 

Jadi, apa yang kurang dari bangsa Indonesia?

Mungkin hari ini, bangsa Indonesia hanya kurang berpikiri positif. Karena terlalu banyak poikiran, sikap, dan perilaku negatif kepada bangsanya sendiri. Kurang berpikir positif dan optimis, bahwa semua masalah pasti ada solusi. Jujur, bangsa Indonesia harus ”membanyakkan cinta, menyedikitkan benci”. Sehingga fokus pada hal-hal yang bersifat produktif. Tidak membuang-buang waktu untuk hal yang sia-sia.

 

Terkadang kurang fair. Bahkan tidak elegan. Orang-orang pintar yang hanya mampu mengumbar “narasi” di media sosial. Untuk mengupas tuntas bobroknya bangsa Indonesia. Menguliti lemahnya pemimpin sendiri. Memvonis sebagai bangsa yang paling koruptif, pemerintah yang tidak becus. Hukumnya tumpul dan orang miskinnya paling banyak. Itu opini dan belum tentu sepenuhnya benar. Karena dilahirkan dari pikiran yang negatif. Lalu membabi-buta untuk membandingkan dengan negara lain. Seolah bangsa lain lebih hebat dari bangsanya sendiri. Orang-orang yang terlalu banyak benci tapi sedikit cinta.

 

Banyakin cinta, sedikitin benci.

Itulah kata kunci yang dibutuhkan bangsa Indonesia saat ini. Perbanyak cinta, perkecil benci. Itulah karakter penting bangsa Indonesia di Hari Kemerdekaan ke-77 RI. Agar bisa lebih maju, lebih baik lagi ke depan. Untuk apa membenci bangsa sendiri, mencerca rupa nusantara. Bukankah di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung?

 

Dirgahayu Republik Indonesia. Banyakin cinta sedikitin benci. Siapa pun boleh berbeda di negeri ini. Beda pilihan politik, beda idola pemimpin. Beda partai, beda cara pandang. Perbedaan itu lumrah. Tapi di saat yang sama, siapa pun harus tetap gentle untuk bilang “satu nusa satu bangsa”. Karena siapa pun warga negara Indonesia, lahir, hidup, dan akan mati di tanah bangsa Indonesia. Di bumi pertiwi Indonesia.

 

Tidak ada bangsa yang membentang begitu luas di garis khatulistiwa. Tidak ada bangsa yang punya ribuan pulau dengan ratusan bahasa. Bangsa ini boleh miskin uang tapi tetap kaya budaya. Masih punya sikap ramah-tamah, gotong-royong, peduli satu sama lainnya, bahkan toleransi. Maka banyakin cinta, sedikitin benci.

 

Ada pesan penting di HUT ke-77 Kemerdekaan RI. Bahwa bangsa Indonesia harus lebih banyak cinta, sedikitkan benci. Hentikan kebencian, hoaks, fitnah bahkan narasi negative tentang bangsanya sendiri. Ambil posisi untuk memberi kontribusi dan menjadi bagian dari solusi. Jangan terhipnotis oleh perbedaan, jangan terbuai pikiran benci. Bangsa ini hanya butuh cinta bukan benci.

 

Banyakin cinta sedikitkin benci. Karena esok, kita akan menutup mata di tanah bumi pertiwi Indonesia. Dirgahayu Republik Indonesia. Salam MERDEKA!!! #DirgahayuRepublikIndonesia #HariMerdeka #TBMLenteraPustaka

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *