Di Langit yang Kita Tatap, Ada Doa yang Kita Titip

Di langit yang kita tatap, ada doa yang kita titip. Di bumi yang kita pijak, selalu ada hasil yang kita harap. Maka jalani tiap langkah kebaikan, tebarkan terus manfaat di manapun. Nikmati prosesnya, jalani realitasnya. Pasti ada memuji, pasti ada yang membenci. Maka janga pernah berharap pada orang yang tidak perlu diharapkan. Berharaplah kepada-Nya.

 

Saat berjuang dalam kebaikan, apalagi masih berada di dunia, selalu saja ada peristiwa dan situasi yang membuat kita terluka. Rasa sedih bisa datang dari berbagai sumber. Mulai dari kecewa dalam persahabatan, kesal akibat perbuatan orang lain, cinta yang terpuruk, hingga kebaikan dibalas kejahatan. Apapun kondisinya, tetaplah berbuat baik dna berpikir positif.

 

Ketahuilah, dunia ini sangat luas. Tidak sesempit yang kita bayangkan. Biarkan bila ada sebagian orang yang meninggalkan karena masih ada banyak orang baik yang tetap bersama. Biarkan bila ada orang yuang merangkai cerita buruk karena masih banyak cerita baik yang bisa dibuat. Bahkan biarkan bila ada orang yang selalu berlaku jahat, karena masih ada orang yang bertindak baik di samping kita. Tidak perlu sakit hati atau berduka cita. Karena semuanya membuat kita semakin hati-hati ke depan. Untuk selalu memperbaiki diri.

 

Apapun kondisinya, the show must go on. Pertunjukan di dunia belum berakhir. Tataplah langit dengan sikap optimis. Lihatlah masa depan dengan gairah. Jangan mudah terjebak pikiran negatif. Jangan mudah tergoda rayuan sesaat. Jangan mudah tergoda pandangan yang bias. Karena siapapun, berhak menikmati keindahan dunia yang Allah ciptakan. Asal tetap baik dan bermanfaat di mana pun.

 

Tetaplah tenang dan rendah hati. Tidak usah terlalu heboh, tidak usah seperti orang yang paling menderita. Berhentilah mengkhawatirkan hal-hal yang tidak bisa dikontrol diri sendiri. Jangan cemas terhadap apapun yang belum terjadi. Santai saja dan tidak perlu larut dalam kesedihan, apapun alasannya. Berceritalah kepada Allah, jangan bercerita kepada manusia. Karena manusia hanya bisa memberi saran, sementara Allah sangat berkuasa memberi jalan. Hamparkan indahnya alam semesta, bentangkan ayat-ayatNya di muka bumi. Syukurilah apa yang dimiliki, lihatlah apapun dengan optimis. Bahwa selalu ada hal baru, harapan baru, kondisi baru seiring dengan berjalannya waktu.

 

Di langit yang kita tatap, ada doa yang kita titip. Begitulah spirit yang dijalankan pegiat literasi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Untuk selalu optimis dan berpikir positif dalam menjalankan aktivitas taman bacaan. Mulai dari membimbing anak-anak yang membaca, mengajar baca tulis kaum buta huruf, mengajar calistung kelas prasekolah, menemani anak-anak difabel, hingga menjalankan motor baca keliling. Semuanya dijalani sepenuh hati dan konsisten. Tanpa peduli apa kata orang lain, tanpa peduli mau dipuji atau dibenci. Karena apapun yang kita kerjakan, sejatinya akan kembali kepada kita sendiri. Tinggal waktu yang membuktikannya.

Di langit yang kita tatap, ada doa yang kita titip. Maka tetaplah berbuat baik dan menebar manfaat di mana pun, sekalipun hanya di taman bacaan. Jangan terbuai oleh pergaulan, jangan terlena dalam kesenangan sesaat. Bahkan jangan larut dalam kesedihan. Teruslah bergerak, melangkah, dan menapaki jalan ke tempat tujuan. Karena sebentar lagi, keindahan alam semesta akan terkuak di depan. Sambil tetap bersyukur dan bersabar dalam segala keadaan.

 

Sedih, sakit, dan susah hari ini tetaplah bersabar. Karena esok segera berganti senang, sehat, dan mudah segalanya. Seperti kata Umar bin Khattab, “Aku tidak peduli atas keadaan susah dan senangku, karena aku tidak tahu manakah di antara keduanya itu yang lebih baik bagiku”. Di langit yang kita tatap, ada doa yang kita titip. Jadilah literat! Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *