Di Mana Bumi Dipijak, Di Situ Langit Dijunjung

DI MANA BUMI DIPIJAK DI SITU LANGIT DIJUNJUNG
Itu hanya peribahasa yang sering diucapkan orang. Tapi faktanya, tidak banyak orang yang memahami maknanya. Menganggap hidup sebagai beban, punya pekerjaan terlalu banyak mengeluh. Akhirnya, tidak bisa bertindak baik dan berlaku profesional. Di mana pun dan untuk kepentingan apa pun.

Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Sejatinya siapa pun, di mana pun berada maka harus memberikan yang terbaik. Niat, ikhtiar, dan doa yang terbaik disajikan dalam aktivitas apa pun. Karena pekerjaan dan aktivitas apa pun, pasti ringan dan mudah bila dikerjakan dengan penuh rasa syukur dan ikhlas. Tentu, dikemas secara professional dan sepenuh hati, bukan setengah hati.

Zaman begini, entah kenapa? Banyak orang bekerja tapi merasa terpaksa. Alhasil, hidupnya sering mengeluh. Lalu gampang iri terhadap kehidupan orang lain. Merasa gaji kecil, merasa tidak cukup lalu kecewa dengan tempatnya bekerja. Hingga akhirnya membandingkan dirinya dengan orang lain. Itu semua Tindakan salah. Lupa ya, pekerjaan, uang, rezeki atau harta itu bukan dilihat dari besar-kecilnya. Tapi dinilai dari berkah-nya. Apaq pun bila tidak berkah, intinya tidak akan berlangsung lam, tidak bertambah, bahkan tidak bermanfaat. Silakan dicek saja, di sekat kita, ada yang begitu-begitu saja. Bahkan tidak berubah hidupnya sama sekali. Karena apa? Karena tidak berkah, bukan karena tidak punya uang.

Banyak orang gampang lelah saat bekerja karena terlalu banyak mengeluh. Banyak pegiat literasi mudah frustrasi mengurus taman bacaan karena dianggap sebagai beban. Belum profesional, belum bertindak yang terbaik tapi sudah terlalu banyak mengeluh. Lalu, apa yang diharapkan dari pekerjaan semacam itu?e

Begitu pula dalam mengelola taman bacaan. Siapa pun harus sepenuh hati dan memberikan yang terbaik. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Tanpa komitmen dan konsisten, literasi dan taman bacaan tidak akan berdampak besar kepada masyarakat. Sekali berani berkiprah di taman bacaan, maka tuntaskan setiap ikhtiar dengan sepenuh hati.

Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Maka berikan yang terbaik saat kita berada di mana pun. Dalam pekerjaan maupun dalam aktivitas sosial. Pekerjaannya sehari-hari memang itu, lalu kenapa dikeluhkan? Makadi mana pun, kerjakan apa pun dengan baik. Tanpa keluhan tanpa beban. Insya Allah, hasilnya berkah.

Bukankah, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Maka jadikan tiap pekerjaan dan aktivitas sebagai ladang amal kita. Dan ketahuilah, satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan dengan hebat adalah dengan cara mencintai pekerjaan yang kita lakukan. Bukan mengeluhkannya apalagi membencinya, karena itu tugas orang lain. Salam literasi

Make everybody happy, maka di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Salam literasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *