Memang tidak mudah, bagi seorang ayah “ditinggal” anaknya yang baru lahir. Seperti Fahmi anak tertua saya, yang harus mengikhlaskan Elena (sang kakak kembar dari Aleena) menuju surga-Nya, 18 September 2023. Sang gadis mungil yang masih suci.
Dia yang membopongnya, dia yang menguburkan dengan azan dan iqomah, hingga mendoakannya. Seperti kelahiran, kamatian pun menjadi rahasia Allah SWT yang tidak bisa diprediksi kapan datang? Saya belajar dari anak saya sendiri, bahwa “dia siap menerima takdir Allah SWT”.
“Sabar dan ikhlaskan Kak, semua ada waktunya” ujar saya saat memeluk dan menguatkannya di pemakaman.
Setelah niat dan ikhtiar yang baik, maka pelajaran terakhir yang tidak kalah penting adalah sabar dan ikhlas. Untuk kondisi apapun, dan sebab alasan apapun. Rasa sedih dan duka mendalam, sangat wajar terjadi pada orang tua yang kehilangan anaknya. Tapi lebih dari itu, selalu ada cara untuk siap menerima dan ikhtiar yang terbaik di muka bumi.
Karena ajal, persis seperti cinta. Selalu ada yang datang dan pergi. Tinggal bagaimana kita menyikapi dan mengisi hari-hari tersisa untuk selalu berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Karena apa yang kita torehkan, itulah yang akan kita panen berikutnya.
Seperti firman-Nya, bahwa “Tiada suatu musibah pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Allah menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah, supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Al Hadid: 22-23).
Ya Allah, jadikanlah anak dan cucu kami yang telah kau panggil menjadi tabungan akhirat dan penunggu kami di surgamu, amiin.
Semua ada waktunya. Tetap semangat Kak, ikhlaskan Elena dan didiklah Aleena sebaik mungkin. Insya Allah, Abi akan selalu mensupport kakak. #RipElena #CucuTercinta #HikmahKematian