Terus terang, melihat pemandangan anak-anak yang membaca adalah suatu kemewahan. Zaman begini, masih ada anak-anak yang rajin datang ke taman bacaan terbilang langka. Entah, kenapa mata ini lebih enak melihat anak membaca buku daripada anak-anak yang ngobrol di pinggir jalan atau bermain gawai. Tapi ya biarlah …
Hampir setiap hari dalam seminggu aktivitas membaca buku dan belajar calistung atau berantas buta aksara ada di TBM Lentera Pustaka. Memang tidak populer tapi begitulah taman bacaan berkiprah. Harus tetap punya komitmen dan konsistensi untuk memelihara tradisi baca dan budaya literasi yang sudah dibangun. Karena kalau bukan pengelola TBM, ya mau siapa lagi?
Sementara di luar sana, tidak sedikit orang yang berkeluh-kesah. Meratapi keadaan, bahkan merasa terluka akibat pergaulan dan lingkungan. Dan akhirnya, terjebak dalam kubangan emosi dan ucapan negatif. Lebih senang mempersoalkan masalah daripada mencari jalan keluar. Berkutat pada yang begitu-begitu saja atau begini-begini saja.
Saya, wali baca dan relawan hampir tidak pernah berhenti mengimbau anak-anak. Untuk selalu rajin ke TBM dan membaca buku. Bahkan main di TBM pun tidak apa-apa. Asal dalam “dekapan” taman bacaan, dekat dengan buku dan terjaga perilakunya. Sehingga bisa jadi lingkungan yang biasa dan tempat bergaul yang baru bagi anak-anak. Begitulah realitas yang dibangun di TBM Lentera Pustaka.
Memang suatu kali, bersikap itu jadi penting. Untuk memilih lingkungan yang lebih baik. Mengajak anak membaca buku. Atau mengabdi atas nama kemanusiaan di taman bacaan. Demi tegaknya kegemaran membaca, sesulit apapun mengelolanya. Sepesimis apapunkata Irang yang tidak memahaminya. TBM adalah lingkungan baru, yang bisa jadi perilaku dan kebiasaan baru.
Sebab TBM, bisa jadi sebagian orang “terpaksa” menjauh dari tatanan pergaulan sebelumnya. Bahkan keluar dari zona nyamannya. Tapi di TBM, anak-anak yang belum bisa baca, baru bisa baca atau sudah lancar membaca sama-sama dihargai. Untuk membiasakan pikiran positif dan semangat dalam keseharian. Karena Crew TBM yakin, lingkungan yang baik akan membantu siapapun menemukan potensi dirinya, jadi lebih termotivasi, dan mampu menumbuhkan rasa percaya diri.
Di TBM, setiap anak akan merasa dihargai dan diakui eksistensi, bukan direndahkan apalagi diremehkan. Karena mereka berhak memilih jalan dan masa depannya sendiri. Maka jangan biarkan kata-kata negatif dan pesimisme membayangi langkah mereka. Biarkan mereka menemukan tempat untuk tetap membaca, tumbuh dan berkembang sesuai potensinya.
Hanya pikiran sempit yang menyebut membaca buku tidak ada gunanya. Kita sering lupa, sejelek-jeleknya membaca buku itu mengisi waktu dengan kegiatan yang baik dan bermanfaat. Membaca itu mudah, yang membuat sulit hanyalah cara berpikir yang sulit dan hati yang sempit. Dunia itu luas, yang sempit mu gini pikiran kita.
Om dan Tante, dunia itu luas. Mungkin yang sempit hanya pikiran kita. Ayo ajak anak membaca buku. Sehabis itu baru main dan ngobrol. Jangan rajin main atau ngobrol tapi tidak mau membaca buku. Kalau tidak sekarang, mau kapan lagi? Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen