Gen Z Hanya Bisa Bantu 10% dari Gaji untuk Orang Tuanya di Masa Pensiun

Survei terdahulu menyebut 87% Gen Z di Jakarta khawatir akan kondisi ekonomi dan finansial orang tuanya di hari tua atau masa pensiun. Implikasinya, bila terpaksa Gen Z harus membantu ekonomi orang tuanya ketiak sudah bekerja. Maka berapa persen dari gaji Gen Z yang akan disisihkan untuk membantu orang tuanya? Jawabannya adalah 53% Gen Z bersedia membantu keuangan orang tuanya sebesar 10% dari gajinya, 27% Gen Z bersedia membantu 10% — 30% dari gajinya, dan 20% Gen Z bersedia membantu di atas 30% dari gajinya untuk orang tuanya di masa pensiun. Hal ini dapat diartikan sebagian besar (terdapat 53%) Gen Z hanya bersedia membantu ekonomi orang tua di masa pensiun sebatas 10% dari gajinya. Artinya, 1 dari 2 Gen Z hanya bersedia menyisihkan 10% dari gaji untuk membantu orang tuanya di masa pensiun, bila harus terjadi.

Begitulah simpulan survei bertajuk “Kekhawatiran Gen Z terhadap Masa Pensiun Orang Tuanya” dilakukan oleh Syarifudin Yunus, Asesor LSP Dana Pensiun pada Maret 2025 dengan melibatkan 75 responden Gen Z melalui kuesioner. Gen Z merupakan anak-anak muda yang lahir pada rentang tahun 1997 sampai 2012, yang sebagian besar memiliki karakteristik adaptif, kreatif, teknologi-savvy, berpikiran terbuka, dan bersifat fleksibel. Kondisi ini menyebabkan Gen Z tidak yakin orang tuanya bisa mencapai kebebasan finansial di masa pensiun. Bahkan berpotensi jadi sebab ketergantungan orang tua kepada anak-anaknya.

Besarnya kekhawatiran Gen Z terhadap kondisi ekonomi orang tuanya menjadi sinyal akan pentingnya orang tua yang bekerja untuk memiliki dana pensiun sebagai jaminan kesinambungan penghasilan di hari tua, di samping pentingnya komunikasi antara orang tua dan anak menyangkut kehidupan di masa pensiun. Tujuannya, agar anak memiliki pemahaman yang pas akan kondisi orang tuanya di hari tua. Sekaligus si anak pun mulai memperhitungkan konsekensi yang harus dihadapi di anak saat bekerja. Minimal menyadari akan pentingnya mempersiapkan tabungan hari tua, di samping menjadi bagian edukasi untuk menanamkan pentingnya kebebasan finansial di hari tua bagi kalangan Gen Z.

Kekhawatiran Gen Z terhadap kondisi ekonomi – finansial orang tuanya di masa pensiun dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya: 1) orang tuanya tidak memiliki dana pensiun saat bekerja, 2) uang pensiun orang tuanya tidak mencukupi dibandingkan kebutuhan hidup keluarga, 3) laju inflasi yang tidak terkendali, 4) ketidak-pastian kondisi ekonomi di masa depan, 5) biaya kesehatan yang semakin mahal dari waktu ke waktu, dan 6) masih memiliki banyak utang. Sebagai solusi atas kekhawatiran Gen Z terhadap kondisi ekonomi orang tuanya di masa pensiun, berdasarkan wawancara dengan Gen Z, diperoleh informasi cara-cara mengatasi kekhawatiran Gen Z akan kondisi ekonomi orang tuanya di masa pensiun, antara lain: 1) perlunya memiliki tabungan pensiun yang cukup, 2) menjaga kesehatan agar tidak menurun saat pensiun, 3) menghindari gaya hidup konsumtif, 4) tidak menggantungkan hidup kepada anak-anaknya, dan 5) menghindari terjadinya sandwich generation, di mana seorang anak harus ikut menanggung beban dan memenuhi kebutuhan ekonomi banyak pihak dalam waktu bersamaan untuk keluarga.

Selain masalah keuangan di masa pensiun, Gen Z pun menyarankan pentingnya orang tua untuk menentukan tujuan hidup dan tujuan keuangan saat memasuki masa pensiun. Agar tidak menimbulkan efek negatif pada kesehatan mental orang tua di hari tua. Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen orang tua dalam manajemen keuangan keluarga yang optimal, tidak terlibat utang, dan berani menabung untuk hari tua dari gajinya saat masih bekerja. Karena secara alamiah, masa pensiun pasti akan tiba dan akan dihadapi setiap orang tua. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan dana yang cukup besar pula dalam menjalani masa pensiun. Sebagai antisipasnya dapat dilakukan dengan menabung di dana pensiun. Agar kekhawatiran Gen Z terhadap kondisi ekonomi orang tuanya di masa pensiun dapat dikurangi dan keyakinan akan orang tuanya bebas secara finansial di hari tua semakin besar. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #PenelitiDanaPensiun

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *