Hidup Sederhana, Bergembira di Taman Bacaan

Banyak orang hidup kaya tapi tidak bergembira. Tidak sedikit pula orang yang hidupnya berpangkat tapi tidak bermanfaat. Gelisah, resah hingga berkeluh-kesah. Maka apalah artinya kaya dan pangkat. Bila ada hal-hal sederhana yang mampu membuat gembira. Sesederhana siapa pun yang mau tersenyum dan bersyukur. Atas apa yang sudah dimiliki. Sesederhana orang-orang optimis menyambut siang dan malam dengan sukacita.

 

Hidup itu bergantung pada diri sendiri. Gembira dan bahagia bukan kata orang lain. Bukan pula atas prasangka orang lain. Tapi atas apa yang dijalani dan dinikmati sehari-hari. Tetap selalu bergairah dan dipenuhi semangat, menjalankan aktivitas yang bermanfaat untuk orang lain. Bukan berceloteh hanya di grup WA lalu tidak ada yang diperbuat sama sekali.

 

Bergembira itu sederhana. Hanya fokus mengabarkan keadaan senang. Atau berbagi keceriaan kepada orang lain. Selalu ikhtiar untuk menebar energi yang positif. Bukan sebaliknya, gibah atau diskusi yang isinya menjelekkan orang lain apalagi negara. Ocehan yang tidak bermanfaat lagi tidak produktif. Maka jangan pernah bertindak, orang lain seperti “tempat sampah” untuk mendengar keluhan dan ocehan yang tidak bermutu.

 

Seperti bergembira di taman bacaan. Itulah cerminan hidup sederhana. Selalu bergairah dalam membangun tradisi baca dan budaya literasi di tengah-tengah masyarakat. Bertekad menyelematkan anak-anak dari gempuran era digital yang tidak tentu arah.

Orang-orang yang bergembira mengabdi untuk kemanusiaan. Untuk tatanan kehidupan masyarakat yang lebih beradab, lebih literat.

 

Spirit itulah yang dijalani TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Agar menjadikan hidup lebih sederhana. Hanya untuk menebar kebaikan kepada orang lain, s=penuh komitmen dan konsisten. Karena di taman bacaan, apapun yang dilakukan. Bila dilakukan dengan gembira akan menjadi ibadah. Sebuah nilai kebaikan yang tidak lekang oleh waktu. Berliterasi, berpikir dan bertindak atas nama kemanusiaan. Energi yang lahir dari kegembiraan.

 

Sejak didirikan empat tahun lalu, kini TBM Lentera Pustaka telah menjalankan 12 program literasi dengan gembira, seperti: 1) TABA (Taman BAcaan) dengan 160 anak pembaca aktif dari 3 desa (Sukaluyu, tamansariu, Sukajaya), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) yang diikuti 9 warga belajar buta huruf, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) yang diikuti 26 anak usia PAUD, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 8 jompo, 6) TBM Ramah Difabel dengan 3 anak difabel, 7) KOPERASI LENTERA dengan 28 ibu-ibu sebagai koperasi simpan pinjam untuk mengatasi soal rentenir dan utang berbunga tingg, 8) DonBuk (Donasi Buku) untuk menerima dan menyalurkan buku bacaan, 9) RABU (RAjin menaBUng) karena semua anak punya celengan, 10) LITDIG (LITerasi DIGital) seminggu sekali setiap anak, dan 11) LITFIN (LITerasi FINansial), dan 10) LIterasi aDAB (LIDAB) yang mengajarkan akhlak dan adab anak-anak. Makin lengkap lagi, TBM Lentera Pustaka pun terpilih 1 dari 30 TBM di Indonesia yang menggelar program “Kampung Literasi 2021” dari Direktorat PMPK Kemdikbud RI dan Forum TBM. Menyusl prestasi sebagai peraih “31 Wonderful People tahun 2021” kategori Pegiat Literasi dan Pendiri Taman Bacaan dari Guardian Indonesia.

 

Maka ada pesan literasi dari hidup sederhana. Bergembiralah untuk mengerjakan hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain. Seperti aktivitas sosial di taman bacaan. Karena tidak pemandangan yang lebih menyedihkan daripada orang-orang yang pesimis dan berkeluh-kesah.

 

Sejatinya, banyak hal sederhana bahkan mudah dalam hidup. Tapi sayang, sering dihadapi dengan pikiran yang sulit, prasangka yang berlebihan. Sehingga praktik baik pun menuju waktu “kematian” yang sulit untuk dilakukan. Terkadang banyak orang lupa. Bahwa taman bacaan pun adalah salah satu cara Tuhan untuk berkata tentang kegembiraaan. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka #KampungLiterasiSukaluyu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *