Saat ada yang bertanya, kenapa saya begitu konsisten di taman bacaan? Jawab, saya sederhana. Kalau mau berbuat baik segerakan dan jangan ditunda. Karena berbuat baik itu petunjuk dari-Nya. Mumpung masih punya waktu, mumpung masih ada umur, Jangan pernah tunda untuk berbuat baik dan menebar manfaat. Masa dari dulu sampai sekarang, masih begitu-begitu saja?
Siapapun, pasti sering kali terbesit dalam pikiran. Untuk mengerjakan amalan baik, berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Seperti bersedekah, menolong orang lain, atau kebaikan lainnya. Namun, tidak sedikit pula orang yang lebih suka menunda-nunda perbuatan baiknya, Kebaikan jadi sebatas obrolan atau mentok di niat. Tentu, alasannya bisa dicari-cari. Intinya, sering menunda kebaikan yang harusnya bisa diperbuat.
Apalah namanya, berbuat baik atau mengerjakana kebaikan, di mana pun, memang harus sesegera mungkin dikerjakan. Sebelum niat berbuat baik berubah dan akhirnya tidak terlaksana. Jangan tunda lagi bila sudah niat berbuat baik, apapun bentuknya, Seperti ditegaskan “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?” Lalu, beliau menjawab, “Bersedekah selama kamu masih sehat, bakhil (suka harta), takut miskin, dan masih berkeinginan untuk kaya. Dan janganlah kamu menunda-nunda, sehingga apabila nyawa sudah sampai di tenggorokan maka kamu baru berkata, “Untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian’, padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli warisnya)” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kembali lagi, kenapa saya menjaga konsistensi berkiprah di taman bacaan? Karena saya tidak mau menunda berbuat baik dan menebar manfaat, sekalipun hanya menyediakan akses bacaan ke anak-anak kampung. Menyediakan tempat membaca anak-anak, memfasilitasi berantas buta aksara kaum ibu, menjadi tempat belajar calistung anak-anak kelas prasekolah, mengajarkan literasi digital, ajarkan menabung, hingga menjadi driver motor baca keliling, Semuanya saya lakukan sepenuh hati di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Tanpa berharap pujian, bahkan cacian pun dipersilakan. Yang jelas, taman bacaan sudah jadi ladang amal saya setiap minggu. Maklum, saya pun sehari-hari bekerja di Jakarta, kapan saya beramal-nya?
Bahkan di Minggu, 14 Juli 2024 ini pun saya menggelar “Sedekah Muharram” dengan memberikan makanan dan minuman kepada 120-an anak-anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka sekaligus mentraktir ibu-ibu di Kopi Lentera. Asal banyak orang senang, banyak orang bisa tersenyum, Menyenangkan orang lain pun sudah jadi amal baik. Maka jangan banyak berpikir untuk berbuat baik. Kerjakan saja selagi mampu.
Jangan banyak mikir untuk berbuat baik. Jangan tunda perbuatan baik sekecil apapun. Ini hanya anjuran untuk siapapun agar bersegera berbuat baik apalagi bila sudah niat. Jangan pernah menunda-nunda dalam berbuat kebaika. Mau perseorangan atau berkelompok. Sufyan bin Sa’id ats-Tsaury RA pernah berkata: ”Jika engkau ingin mengeluarkan sedekah, atau melakukan sebuah kebaikan atau amal soleh, maka segera laksanakan sejak saat itu, sebelum setan menghalangi dirimu untuk melakukannya” (Hilyatul Aulia Jilid 7 Hal 62).
Sahabat, berbuat baik itu bukan untuk orang lain. Tapi untuk diri kita sendiri. Saat berbuat baik, ilmu yang kita miliki jadi bermanfaat untuk orang lain. Bisa sembuh dari penyakit atau sehat wal afiat. Rezeki bertambah luas dan bisnis pun lancar. Maka ada benarnya, perbuatan baik yang kita lakukann adalah “obat” untuk diri kita sendiri. Dan ingan, sekecil apapun kebaikan yang diperbuat maka pasti kembali kepada yang melakukannya. Jadi, segerakan berbuat baik. Agar kita memperoleh kebaikan dan mampu menyempurnakan kebaikan yang kita lakukan.
Hati-hati, hari ini banyak orang pandai mendidik pikiran. Tapi gagal mendidik hati sehingga kian jauh dari kebaikan. Bila sudah niat baik, segerakan berbuat baik. Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umur kami pada penghujungnya, dan sebaik-baik amalan kami sebagai penutupnya. Dan jadikanlah sebaik-baik hari kami, adalah hari di mana kami berjumpa denganMu kelak. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen