Ini bukan soal untung atau dagangan Pak Ujang habis. Bukan soal itu. Tapi saya mau bilang, betapa hebat Pak Ujang sebagai pedagang kecil keliling terus ikhtiar dan berjuang mencari sesuap nasi untuk diri dan keluarganya. Padahal umurnya tidak lagi muda, bahkan fisiknya pun untuk ukuran saya sudah ringkih. Sungguh luar biasa dan sekali lagi, saya harus bersyukur atas apa yang sudah saya miliki. Di samping harus terus peduli kepada sesama.
Jangan Tawar Pedagang Kecil di Taman Bacaan
Namanya Pak Ujang, seorang pedagang kecil. Jualan es kue. Beliau aslinya dari Gn. Mulia Tenjolaya tapi ngontrak di Ciomas Bogor. Sudah 2 minggu ini mangkal di Kebun Baca TBM Lentera Pustaka. Untuk berdagang ke daerah TBM di Sukaluyu-Tamansari, dia butuh 3 kali naik angkot. Bila dihitung pulang-pergi, butuh uang Rp. 20.000,-.
Es kue dagangannya dijual Rp. 2.000. Ternyata, dia ambil di bandar seharga Rp. 800,-. Berarti beliau dapat untung Rp. 1.200 per 1 es kue yang dibeli orang. Karena usianya yang tidak lagi muda dan berdagang sambil nongkrong, pagi ini saya pun menemuinnya. Ngobrol tanya tinggal di mana dan jual apa? Pas, anak sulung dan bontot saya pun sedang menginap di TBM maka mereka saya panggil dan perkenalkan untuk mencicipi dagangan Pak Ujang. Agar anak-anak saya bisa merasakan perjuangan sebagai pedagang kecil keliling. Untuk memperbesar rasa syukur dan peduli kepada “orang-orang kecil”. Karena tidak banyak orang seberuntung anak-anak saya.
Dari Pak Ujang pula saya belajar. Betapa kepedulian memang harus ditanamkan pada diri saya dan siapa pun. Karena bila tidak, si kuat menolong di lemah itu hanya omong kosong. Baik di mulut tapi nol besar di aksi. Kebetulan di TBM Lentera Pustaka hari ini pun ada kegiatan dari BEM Faperta IPB. Maka saya putuskan dagangan Pak Ujang saya borong dan diberikan ke anak-anak, orang tua yang mengantar anaknya baca, dan mahasiswa IPB serta wali baca – relawan TBM Lentera Pustaka yang hadir. Alhamdulillah hari ini, Pak Ujang bisa pulang lebih siang dan membawa uang hasil dagang Rp. 182.000,-
Maka saya pun mengingatkan diri sendiri. Untuk tidak usah menawar pedagang kecil keliling. Bila mau bantu ya beli saja. Bila tidak mau beli ya perlakukan yang baik dan tidak usah menyebut dengan, “cuma begitu aja, mahal banget”. Jangan tawar apa pun yang dijual pedagang kecil.
Uang memang tidak bisa dimakan. Tapi karena uang, siapa pun bisa membeli makanan atau barang sekaligus membantu pedagang kecil. Saya nggak pernah takut uang “dibelanjakan” di jalan kebaikan. Apalagi berpikir untuk menawar ke pedagang kecil hanya karena merasa tidak sebanding uang yang dikeluarkan dengan makanan yang dibeli, tidak sekeren di swalayan. Beli di pedagang kecil itu untuk membantu, sekaligus peduli pada mereka. Bukan yang lainnya.
Karena di luar sana, banyak orang sibuk mencari uang. Lalu-lalang mengejar dunia tapi sama sekali tidak punya waktu untuk membantu orang lain atau menikmatinya. Bersyukur dan teruslah bantu pedagang kecil. Karena mereka hanya ingin menafkahi keluarganya, bukan untuk kaya karena berdagang.
Karena itu pula, di TBM Lentera Pustaka selalu ada jajanan kampung gratis setiap bulan. Untuk menyenangkan anak-anak yang membaca di TBM, membantu pedagang kecil. Dan membuat semua orang senang ada di taman bacaan. Wallahu a’lam bishowab, semoga Allah SWT ridho. Salam literasi #JanganTawarPedagangKecil #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka