Kenapa Taman Bacaan?

Suatu kali ada yang bertanya, kenapa saya berkiprah di taman bacaan? Apa hanya untuk menggiatkan kegemaran membaca. Atau hanya untuk menyediakan akses bacaan. Terus bila membaca sudah memahami sudah, mau apa lagi? Sudah juga jawabnya …

 

Saya pun hanya berkata. Berkiprah di taman bacaan itu hanya ladang amal. Karena saya tidak pernah tahu, mana amal saya yang diterima-Nya atau tidak? Jadi, lebih baik memperperbanyak perbuatan baik dan menebar manfaat ke orang lain. Lalu saya memilih taman bacaan sebagai ladang amal. Saya tidak memilih membangun masjid atau yang lainnya untuk bisa beramal. Amalnya cukup di taman bacaan. Maka, taman bacaan adalah jawaban atas “kita tidak pernah tahu”.

 

Poinnya bukan di taman bacaan. Tapi karena “kita tidak pernah tahu”. Kita tidak pernah tahu, kapan ajal menjemput. Kita tidak pernah tahu pula rezeki yang akan datang. Kita tidak pernah tahu, esok akan seperti apa? Tidak tidak pernah hari tuu kita seperti apa? Mau sehebat dan secerdas apapun, kita pasti banyak tidak tahunya. Jadi lucu, bila hari ini ada manusia yang bersikap sok tahu.

Seperti kita tidak pernah tahu ke mana kita harus menjemput rezeki? Tapi rezeki pasti tahu di mana pemiliknya. Karena Allah-lah yang menyempitkan dan meluaskan rezeki seseorang. Atas ketidak-tahuan itu pula, kita tidak pernah tahu amal mana yang diberkahi-Nya? Perbuatan baik apa yang mendapat rahmat-nya?

 

Siapapun, sangat boleh punya keinginan ini itu. Boleh pinya cita-cita dan mimpi seperti apapun. Boleh pengen begini pengen begitu. Tapi akhirnya, kita tidak pernah tahu. Mana yang diberikan Allah untuk kita? Manusia hanya bisa berniat yang baik, ikhtiar yang bagus, dan memperbanyak doa. Semakin banyak amal, semakin sabar dan bersyukur Insya Allah diberikan yang terbaik. Tapi sebaliknya, semakin sedikit amal, semakin tidak sabaran dan tidak bersyukur sudah pasti tidak akan diberikan oleh-Nya.

 

Kita tidak pernah bisa menerka, mana amal kita yang diterima-Nya? Maka jalan terbaik adalah berbuat baik dan menebar manfaat. Seperti yang terjadi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Taman bacaan sebagai ladang amal semua orang. Anak-anak yang membaca buku, anak-anak kelas prasekolah yang belajar calistung. Ibu-ibu buta huruf yang belajar baca tulis. Orang tua yang mengantar anaknya. Wali baca dan relawan yang membimbing dan memotivasi anak-anak taman bacaan. Semuanya ikhtiar baik untuk memperbanyak amal baik. Karena tidak pernah tahu.

 

Jangan silau dengan urusan dunia. Jangan terpengaruh dengan apa yang ditampilkan orang-orang di depan dunia. Bisa jadi keadaannya sangat berbeda dengan kenyataan. Hari ini, makin banyak orang senang bicara banyak hal tapi hanya tahu sedikit saja. Bukan tahu banyak akan sedikit hal. Segala rupa diomongin dan dibahas. Negara diomongin, pendidikan dibahas, pemimpin dikomentarin. Banyak orang sering membicarakan tanpa mengetahui apa yang sebenarnya? Akhirnya lupa, kita tidak pernah tahu esok seperti apa?

 

Jadi apapun, kerjakan saja yang baik. Tebarkan terus manfaat di mana pun. Jangan peduli dengan penilaian apalagi komentar orang lain. Karena apapun kebaikan yang kita kerjakan pasti akan kembali kepada kita sendiri. Kenapa? Karena kita tidak pernah tahu apapun. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka