Ketika Taman Bacaan Jadi Jalan Hidup

Mungkin hari ini, masih banyak di antara kita yang gemar berkeluh-kesah. Bersikap pesimis dan kecewa terhadap jalan hidupnya sendiri. Hari-harinya diisi dengan keluhan dan berdiam diri. Tanpa mau lagi berbuat baik dan menebar manfaat kepada orang lain. Lupa, bahwa apa yang kini dijalani adalah bagian dari jalan hidupnya.

 

Jalan hidup, tidak ada yang tahu. Cristiano Ronaldo pun tidak tahu akhirnya jadi “pemain sepakbola”. Tapi saat tersadar, bermain bola sudah jalan hidupnya, sang “CR-7” membuktikannya secara profesional. Jangankan pekerjaan, aktivitas sosial seperti berkiprah di taman bacaan pun bisa jadi jalan hidup. Maka urusan apapun, jangan pernah cari alasan untuk mengeluh dan bertindak setengah hati. Justru, carilah alasan untuk semangat berkiprah bukan menyerah.

 

Namanya jalan hidup, memang tidak selalu mulus. Selalu ada rintangan dan tantangan. Tinggal gimana kita menyikapinya. Bila hari ini kita berada di posisi yang tidak kita sukai dan tidak diharapkan, bisikan saja dalam hati. Bahwa jalan hidup kita sekarang adalah yang terbaik dan pas untuk kita. Takdir Allah itu tidak pernah salah, skenario Allah itulah yang sempurna. Maka bila ada kesedihan, kesakitan, kegelisahan hari ini itulah cara Allah dalam menyelamatkan kita dari keburukan yang jauh lebih besar.

 

Jalan hidup siapapun, bila sudah ditakdirkan Allah selalu berakhir baik dan bahagia. Jika belum baik berarti belum berakhir. Dan hari ini, berapa banyak orang masih hidup dalam kebimbangan. Karena “belum ketemu” jalan hidupnya sendiri. Jadi, tugas kita hanya perbaiki niat dan ikhtiar yang baik. Sambil terus berbaik sangka kepada Allah hingga waktunya tiba. Jangan semua dipikirkan, apalagi yang belum terjadi. Cukup ikhtiar yang baik, selebihnya serahkan kepada-Nya.

 

Seperti yang dialami relawan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Seminggu 6 hari melayani aktivitas taman bacaan. Mulai dari membimbing anak-anak yang membaca, mengajar calistung kelas prasekolah, mengajar baca tulis kaum buta aksara, melayani aktivitas literasi digital, hingga menjalankan motor baca keliling ke kampung. Tanpa pamrih tanpa dibayar, semuanya dikerjakan sepenuh hati. Sibuk hanya urusan taman bacaan. Kok bisa? Karena memang sudah menjadi jalan hidupnya berkiprah di taman bacaan.

 

Jalan hidup di taman bacaan, begitulah istilahnya. Tanpa obsesi tanpa idealisme lagi. Cukup mengerjakan apa yang bisa dikerjakan secara sosial. Untuk selalu berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Karena relawan TBM Lentera Pustaka percaya, setiap kebaikan kecil yang diperbuat setiap hari tanpa pamrih pasti akan menenangkan pikiran, menentramkan hati, dan menguatkan batin. Taman bacaan, sebuah jalan hidup.

 

Masih mau mengeluh hari ini, masih ngotot mengejar yang bukan “jalan hidup” kita? Ingatlah bahwa pohon yang paling kuat itu seringkali tumbuh di tanah yang paling keras. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *