Di kaki Gunung Salak Bogor, hampir tiap hari hujan. Hawanya dingin dan sering mendung, maklum musim hujan. Suatu kali di hari Minggu, saat jam baca di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka, ada seorang kakek tua nongkrong menjual es kue. Terduduk meringkuk di area depan taman bacaan. Saya pun memanggilnya untuk membeli dan menraktir anak-anak saya dan anak-anak yang membaca buku. Mata si kakek tua pun berbinar, ada senyum di balik bibirnya.
Tidak lama, anak saya bertanya. “Abi, kenapa musim hujan begini malah beli es?”. Saya pun santai menjawab, “Nggak apa-apa Nak. Biar si kakek penjual yakin bahwa rezeki selalu ada untuk dia. Asal mau ikhtiar sekalipun berdagang ke tempat jauh rezeki pasti ada. Karena rezeki itu nggak ke mana …”
Kamu harus tahu Nak, ikhtiar itu penting untuk siapapun. Bekerja melakukan segala cara dengan halal. Agar mampu meraih rezeki dan karunia-Nya. Memang Allah SWT itu sudah tetapkan apapun sesuai kehendak-Nya. Tapi siapapun harus ikhtiar dengan sungguh-sungguh. Insya Allah akan dimudahkan lagi bisa meraih berkah-Nya.
Seperti anak-anak yang membaca di taman bacaan pun begitu. Untuk apa membaca buku di zaman serba digital? Bukankah bisa baca e-book? Nggak apa-apa. Toh, membaca buku di taman bacaan tidak hanya untuk menambah ilmu dan pengetahuan. Tapi juga ikhtiar untuk menjalin interaksi dan silaturahim di antara anak-anak. Ikhtiar untuk berbuat baik di taman bacaan. Selebihnya biar Allah SWT yang mengganjarnya. Karena membaca buku pun butuh ikhtiar.
Membeli es ketika hujan di taman bacaan. Itu soal keyakinan, soal ikhtiar yang harus dilakukan manusia. Yakin bahwa Allah SWT bersama orang-orang yang mau ikhtiar, bukan orang yang berdiam diri. Keyakinan yang mahal, lebih mahal dari uang yang dimiliki siapapun. Seperti ungkapan, “man jadda wa jadda”, barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia pasti berhasil. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka