Kisah Rumput Kecil di Taman Bacaan

Saat saya masih kecil, ibu saya selalu mengajak ke tanah lapang yang ada rumput hijau. Rumput yang tumbuh di tanah keras. Diajak berjalan tanpa alas kaki katanya, agar kaki saya kuat berkat embun-embun di atas rumput pagi hari. Sampai sekarang, saya belum tahu apa maknanya?

 

Setelah merenung, kini saya baru menyadari. Ternyata, rumput yang paling kuat itu tumbuhnya terdapat di atas tanah yang paling keras, bahkan di sela-sela bebatuan.

Karena di tempat itu, rumput belajar artinya bertahan. Ia tidak memilih tempat yang lembut, tidak pula menunggu keadaan sempurna. Namun terus berjuang menembus retakan tanah dan bebatuan dengan keberanian kecilnya.

 

Rumput hijau kecil yang sederhana di mata kita. Namun di baliknya tersimpan pesan penting lagi besar. Bahwa kehidupan seberat apapun pasti menemukan jalan untuk tumbuh. Bahkan di tempat yang tampak mustahil sekalipun. Di prasangka buruk orang sekalipun.

 

Belajar dari rumput kecil yang hijau di bebatuan. Ternyata, kekuatan itu tidak selalu tampak besar. Terkadang hadir dalam wujud sederhana. Namun menyimpan keberanian sekaligus ketabahan yang luar biasa.

 

Di dunia kerja atau dalam pergaulan, sering kali kita berhadapan dengan “bebatuan” yang dirasa sulit untuk ditaklukkan. Akibat sikap arogan dan subjektif orang lain. Tapi berkat niat yang baik dan hati yang jernih, kita harus tetap tumbuh. Tetap berkiprah dan menjalani apa yang sudah menjadi ketetapan-Nya. Bekerja dan bergaul yang sederhana namun penuh makna.

 

Begitu pula berkiprah di taman bacaan. Hanya sekadar sediakan akses bacaan anak-anak dan membiasakan membaca. Di mata orang lain, mungkin tidak kecil bahkan hampir tidak berguna. Tapi berkat komitmen dan konsistensi, akhirnya terbentuk kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat. Seperti rumput kecil di atas bebatuan, tetap bertahan dan selalu menemukan jalannya untuk tumbuh. Begitulah yang dialami TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor, yang kini memasuki 8 tahun eksistensinya. Tetap berkiprah dan mengabdi untuk giat membaca sebagai ladang amal bersama. Kecil dan sederhana mungkin, namun lebih punya makna.

Apapun dalihnya, di mana pun kiprahnya. Meski sekecil apa pun langkah dan kontribusi kita, pasti tetap bisa memberi arti. Tetap bisa menjadi tanda harapan, bahwa kehidupan akan selalu menemukan jalannya. Untuk menjadi lebih baik dan lebih dari yang sebelumnya.

 

Rumput hijau yang kecil. Kiat belajar bahwa dalam diam pun bisa kuat, dalam sepi pun bisa bertahan, dan dalam luka sekalipun, masih bisa menumbuhkan harapan. Asal tetap mau tumbuh dan bersikap optimis dalam segala keadaan. Hingga waktunya tiba, semuanya akan terlihat begitu indah seperti rumput kecil yang tumbuh di atas bebatuan. Salam literasi!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *