Kok Taman Bacaan Dibilang Berbisnis dengan Tuhan?

Ada yang bertanya. Aktif di taman bacaan, untungnya apa sih? Tentu jawabnya, sangat banyak untungnya. Kesehatan, kemanfaatan, dan keberkahan dalam hidup. Karena sejatinya, berkiprah di taman bacaan itu sama dengan “berbisnis dengan Tuhan”. Apa yang dilakukan pasti untuk melayani Tuhan, menyenangkan Tuhan.

 

Berbisnis dengan Tuhan itu tidak harus yang ada uangnya, tidak selalu berifat material. Karena saat berkiprah di taman bacaan, siapapun justru sedang bekerja untuk Tuhan. Melayani anak-anak yang membaca, memotivasi dan memastikan anak-anak tidka putus sekolah di Tengah himpitan ekonomi. Jadi, tidak usah mencariuntung saat berbisnis dengan Tuhan. Karena semuanya akan datang dengan sendirinya. Bukankah sejatinya, kita ini karyawan Tuhan?

 

Orang yang bekerja di kantor dan berbisnis dengan manusia saja bisa dapat gaji, THR, dan bonus. Itu cuma kerja sama boss kecil (manusia), berbisnis dengan orang. Apalagi kerja dan berbinsi dengan Tuhan. Berbisnis dengan bos besar kita, Allah SWT ya sudah pasti dapat segalanya. Pasti lebih besar hasilnya dari berbisnis dengan manusia. Masih bisa berbuat baik, bermanfaat bua toran lain, sehat dan berkah itu tidak ada harganya. Cuma sayang, banyak orang sekarang mikirnya cuma dunia semata. Akhirnya, Tuhan diabaikan.

 

Siapapun dan apapaun, bila berbisnis dengan Tuhan. Tidak usah khawatir, semuanya dijamin. Cukup kerjakan yang baik dan tebarkan terus manfaat kepada sesama. Jadi, tidak usah mikir, “saya untungnya apa?”. Lebih baik perbaiki niat, baguskan ikhtiar dan perbanyak doa. Bikin seimbang urusan lahir dan batin, seimbang dunia dan akhirat.

 

Coba deh dipikir. Faktanya, ada Kyai yang mampu menghidupi 100-an santri setiap harinya. Semuanya gratis. Bila dihitunga, berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk makan santri setiap hari? Pasti jutaan. Apalagi sebulan, berarti butuh puluhan juta. Padahal si Kyai tidak kerja, sehari-harinya di pondok saja. Lalu dari mana uangnya? Ya, hanya Allah yang kasih semua rezeki ke Kyai. Kerjakan yang baik dan tebarkan manfaat, itulah prinsip berbisnis dengan Tuhan.

 

Sementara di sebelah kita, baru punya 1 – 2 anak saja, takut banget nggak bisa kasih makan. Sampai-sampai melecehkan anak sendiri demi uang. Terlalu banyak khawatir. Sehingga semuanya selalu “diukur dengan uang”. Jadi lupa dan tidak mau lagi berbuat baik, menebar manfaat. Amal soleh diabaikan, bahkan Allah pun dijauhi. Miris dan memprihatinkan,

 

Berbisnis itu bukan hanya dengan manusia, apalagi hanya uang. Berbisnis itu luas. Bisa menyenangkan orang lain, menghadirkan senyum di anak-anak, mengajari kaum buta aksara, atau menyediakan akses buku bacaan. Berbisnislah dengan Tuhan, berarti kita menyenangkan Tuhan. Maka balasannya, pasti Tuhan akan menyenangkan kita. Titik.

 

Contoh sederhana saja. Karena berbisnis dengan Tuhan, mengabdi untuk Allah. Maka Nabi Ibrahim diselamatkan dari api yang panas diubah menjadi dingin. Nabi Nuh akhirnya terbebas dari banjir besar yang mematikan banyak orang. Nabi Yunus bisa keluar dari mulut ikan paus. Dan Nabi Musa pun bisa membelah laut. Semua mukjizat itu terjadi karena Tuhan, karena sepenuh hati berbisnis dengan Tuhan.

 

Kembali lagi, jadi apa untungnya berkiprah di taman bacaan? Sangat banyak untungnya, jadi lebih sehat, lebih berkah, lebih bermanfaat dalam hidup. Jadi lebih literat. Realitas itu yang saya alami sendiri di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Tiap Sabtu-Minggu, dari Jakarta ke Bogor, hanya untuk membimbing dan melayani anak-anak yang membaca. Mengelola taman bacaan sebaik mungkin. Mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan mungkin uang. Secara material mungkin rugi, Tapi karena niatnya berbisnis dengan Tuhan, alhamdulillah sudah 7 tahun ini berjalan dan malah makin sehat dan makin berkah. Rezeki makin banyak, bisa buat modal bikin “Kopi Lentera” yang baru sebulan berjalan. Kafenya literasi, tempat ngopi sambil baca buku. Saya tidak pernah berharap untung berupa uang di taman bacaan, Tapi untungnya badan sehat, berkah hidup, dan mengerjakan sesuatu dengan senang hati.

 

Maka jangan lagi bertanya, apa untungnya buat saya? Selagi baik dan bermanfaat buat orang banyak ya kerjakan. Biarin Tuhan yang kasih ganjarannya. Karena rezeki tidak akan tertukar. Karena berkah tidak akan pernah datang bagi siapapun yang tidak istikomah dalam kebaikan dan kemanfaatan. Tapi sayang, tidak sedikit dari kita yang hati dan pikirannya sudah kotor. Maunya hanya bertanya “Apa untungnya buat saya?”. Kalau ada duitnya gerak cepat dan dikerjakan. Giliran tidak ada duitnya, ditinggalin. Disangka bisnis cuma sama manusia. Salah besar itu, bisnis itu sama Tuhan, manusia hanya perantara.

 

Manusia itu pasti tidak bisa apa-apa tanpa Allah. Jadi cukup perbaiki hubungan dengan Allah. Senangkan Allah maka kita pasti disenangkan-Nya. Itulah prinsip berkiprah di taman bacaan. Tidak usah semua hal dipikir dengan logika, dicari untungnya apa? Masih banyak pekerjaan dan amal soleh yang hanya butuh hati untuk dikerjakan, Terkadang, berbisnis dengan Tuhan tidak membutuhkan alasan. Cukup dijalani dan dinikmati. Karena apapun, bila sudah waktunya, semua akan datang dengan sendirinya. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *