Literasi Dana Pensiun, 7 Mitos Keliru Soal Masa Pensiun

Banyak orang tidak mempersiapkan dana pensiun bukan karena tidak mampu, tetapi karena terjebak oleh mitos-mitos yang keliru. “Mitos keliru” berarti cara pandang atau kepercayaan yang telah diterima secara luas oleh masyarakat. Tapi sesungguhnya tidak benar atau kurang berdasarkan fakta. Mitos yang diyakini sekalipun belum tentu benar. Akibat informasi yang salah, pengalaman yang terbatas, atau interpretasi yang bias.

 

Contoh mitos yang keliru sering ditemukan. Misalnya, mitos bahwa “makan wortel dapat membuat penglihatan Anda sempurna” padahal manfaat wortel hanya mendukung kesehatan mata, tidak membuat Anda melihat seperti elang. Ada pula mitos keuangan yang menyebut “menabung adalah cara terbaik untuk menjadi kaya”. Menabung yang tidak diimbangi hasil investasi ya tentu tidak akan optimal. Tentu masih banyak lagi mitos-mitos yang beredar di masyarakat, seperti hoaks yang berseliweran. Persis seperti kita sampai hari ini meyakini mitos terkenal “Nyi Roro Kidul” atau kisah “Malin Kundang”.

 

Begitu juga seputar dana pensiun, sering kali kita dihadapkan pada mitos-mitos yang salah. Dana pensiun itu penting bukan untuk kaya di hari tua. Tapi untuk mempersiapkan dana yang dibutuhkan saat tidak bekerja lagi alias pensiun. Dana pensiun dianggap sama dengan Tabungan itu pun salah, Karena dana pensiun hanya dibisa diambil saat usia pensiun, sementara tabunagn bisa diambil kapan saja.

 

Nah, berikut ini disajikan ada 7 (tujuh) mitos seputar dana pensiun yang membuat pekerja atau banyak orang tidak mau memiliki dana pensiun. Mitos-mitos yang salah tentang perencanaan keuangan untuk hari tua. Berbagai mitos yang salah seputar dana pensiun antara lain:

  1. Saya masih muda, belum perlu pikirin pensiun. Justru saat masa muda adalah waktu terbaik untuk memulai dana pensiun. Semakin awal punya dana pensiun ya semakin besar manfaat pensiun yang akan diperoleh. Lebih baik rutin menabung di dana pensiun Rp. 500 ribu per bulan di usia 25 tahun daripada 2 juta per bulan di usia 45 tahun.
  2. Saya PNS/karyawan, sudah dapat pensiun otomatis. Betul ada pensiun, tapi nominalnya sering tidak mencukupi kebutuhan hidup di hari tua. Makanya banyak pensiunan harus tetap bekerja demi menutup kebutuhan bulanannya.
  3. Gaji saya pas-pasan, mana bisa punya dana pensiun? Kan bisa punya dana pensiun dari semampunya, misal 100 ribu per bulan. Jadi, bukan soal besar kecilnya gaji tapi membangun kebiasaan dan konsistensi menabung untuk hari tua.
  4. Nanti juga ada anak-anak yang urus saya. Lupa ya, anak-anak juga punya kehidupan dan kebutuhan sendiri. Jangan sampai kita membebani urusan keuangan anak-anak, bisa menambah stres keluarga mereka. Masa tua yang ideal itu bisa mandiri secara finansial maka harus dieprsiapkan sejak dini.
  5. Investasi aja, nggak perlu dana pensiun. Dana pensiun juga bagian dari investasi, tapi dengan tujuan utuk masa pensiun atau hari tua. Tiap fase kehidupan itu punya risiko dan strategi sendiri, maka harus disesuaikan dengan kebutuhan di masa pensiun.
  6. Dana pensiun itu cuma buat yang kerja kantoran. Sangat salah, karena pekerja informal atau pekerja lepas, UMKM, dan pedagang pun bisa ikut program pensiun seperti DPLK.
  7. Pensiun mah gimana nanti aja? Seharusnya diubah jadi “nanti gimana?” kalau sudah pensiun. Masa pensiun atau hari tua memang harus dipersiapkan sejak dini. Bila tidak, berpotensi besar jatuh miskin di hari tua atau mengalami masalah keuangan sehingga menggantungkan hidup kepada anak-anak. Apa mau begitu?

 

Adalah fakta hari ini, 1 dari 2 pensiunan di Indonesia sangat menggantungkan transferan anaknya di hari tua. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bahkann survei lainnya menyebut, 7 dari 10 pensiunan di Indonesia pada akhirnya mengalami masalah keuangan. Belum lagi kondisi 9 dari 10  pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap pensiun atau berhenti bekerja. Kenapa bisa terjadi? Jawabnya, karena tidak adanya uang atau dana yang cukup untuk hari tua atau saat berhenti bekerja.

 

Suka tidak suka, mitos-mitos seputar dana pensiun harus mulai disingkirkan. Gimana caranya, tentu ada banyak hal yang bisa dilakukan, diantaranya 1) memberikan edukasi dan literasi akan pentingnya mempersiapkan masa pensiun sejak dini, 2) mengubah budaya “hidup untuk hari ini” menjadi “hidup bersiap untuk hari tua”, dan 3) memperbanyak contoh positif di lingkungan terdekat tentang pentingnya siapkan dana pensiun.

 

Jadi, mulailah menabung untuk masa pensiun. Sama seperti pentingnya menabung untuk naik haji, pendidikan anak, atau membeli rumah. Agar kerja yes, pensiun oke. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukatorDanaPensiun #DanaPensiun

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *