Literasi Idul Fitri: Manusia Adalah Labirin Rasa Bersalah

Manusia adalah labirin rasa bersalah Saling mencintai, menyakiti, lalu memaafkan. Saling membenci, menceritakan, lalu meminta maaf. Bahkan saling memuji di depan dan menghina di belakang, lalu memaafkan lagi. Begitulah cara kita memahami keberadaan kita di dunia, terus dan terus secara berulang-ulang.

 

Memang, manusia adalah labirin rasa bersalah. Saat salah terjadi, bisa jadi “makanan empuk” bagi para pembencinya. Saat benar rampa di depan mata, bisa jadi terperangah sejenak lalu “meniadakan” kebenaran yang jelas di depan mata sekalipun. Diakui atau tidak, manusia memang labirin rasa bersalah atas ulahnya sendiri.

 

Maka di momen Idul Fitri. Semuanya mengakui dalam hati tanpa perlu diucapkan dengan mulut. Bahwa kita bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Di mata orang lain, apalagi   di mata Sang Pencipta. Kita, hanya seonggok daging yang sedang diberi kesempatan untuk hidup. Sambil menunggu giliran untuk “kembali” ke hadirat-Nya.

 

Jelas sudah, kita bukan yang paling hebat. Kita bukan pula yang paling bijak, bukan mencari sanjungan. Tapi cukup hanya terus bertekad untuk memperbaiki diri. Segudang salah dan khilaf yang meminta untuk dimaafkan. Seorang pemain dalam labirin rasa bersalah. Salah, salah, dan salah lagi.

 

Esok, kita kembali belajar. Tentang kehidupan, tentang pergaulan, dan tentang kebaikan. Setelah terjatuh, lalu bangkit dan terus melangkah lagi. Entah dikenali dunia ramai atau sepi. Asal tetap bertekad, untuk berbuat baik dan menebar manfaat. Segudang apapun prasangka orang lain.

 

Kita memang bukan manusia sempurna. Selalu terjebak pada labirin rasa bersalah. Tapi kita tetaplah kita, yang selalu sadar atas salah dan khilaf diri sendiri. Mengakui, menyatakan, dan meminta maaf selalu. Untuk esok yang lebih baik lagi.

Kini, momen untuk memperbaiki diri itu telah tiba. Ucapan maaf itu terucap berulang-ulang. Saatnya menata diri, Memperbaiki diri dan membiarkan persepsi di benak orang lain.

 

Karena hidup, ujiannya memang berat. Tapi yakinlah, pertolongan Allah pasti dekat. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin. Salam literasi!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *