Literasi Sore di Taman Bacaan, Tetap Bersyukur Sekalipun Tanpa Secangkir Kopi

Tidak banyak orang mampu memanfaatkan waktu sore. Entah untuk mengaji sambil berdoa atau membaca halaman demi halaman buku sekalipun. Karena sore sering dihabiskan hanya untuk sebuah obrolan. Atau terjebak macet sepulang kerja di sore hari. Bahkan kawan saya, sering kali tidak sempat melihat sore karena masih di kantor. Maka senja yang selalu diucap pun berlalu dari langit tiap hari.

 

Literasi sore. Manfaatkanlah senja untuk kebaikan. Jangan biarkan senja hanya berdiam diri menanti malam. Hingga geloranya padam, hanya bisa memendam harapan. Senja yang sekadar singgah kemudian pergi. Hingga jingganya senja pun pergi tapa mampu membasuh duka. Sore yang akhirnya bertabur sepi. Seperti kenangan yang pergi satu per satu. Literasi sore, ingin mengingatkan. Selagi masih ada senja, buatlah kesibukan kecil yang membahagiakan. Seperti membaca buku di taman bacaan.

 

Senja di taman bacaan. Sangat pantas disyukuri. Sementara tahun belum berganti. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak sudah dihadapkan pada serangkaian program tahun 2023 yang spektakuler. Mulai dari kampanye donasi buku dan event dari suatu lembaga terkenal. Belum lagi sponsor CSR yang terus berlanjut, hingga revitasliasi kebun baca yang menelan biaya signifikan. Literasi sore di taman bacaan, selalu mengajak siapapun untuk bersyukur, bersyukur, dan bersyukur.

 

TBM Lentera Pustaka, di saat sore, hanya fokus pada solusi untuk urusan apapun. Bukan meratapi masalahnya. Karena masalah pasti terjadi pada siapapun, termasuk taman bacaan. Tinggal, fokusnya untuk mempermasalahkan atau mencari solusinya? Literasi sore, menyebutkan bahwa bersyukur adalah cara sederhana keluar dari masalah. Karena bersyukur itu modal untuk ditambah nikmat dan anugerah-Nya. Senja di taman bacaan, mengajak siapapun untuk selalu bersyukur.

 

Bersyukur dalam segala bentuk, yaitu 1) bersyukur dengan hati untuk meyakini bahwa apa yang terjadi di taman bacaan itu sudah sesuai dengan kehendak-Nya, 2) bersyukur dengan lisan untuk lakukan ucapan dan doa yang baik-baik, dan 3) bersyukur dengan tindakan untuk selalu mendampingi anak-anak yang membaca, membaca buku atau merapikan buku-buku di rak. Bila sudah bersyukur, maka terimalah realitas apapun. Asal tetap memelihara niat, ikhtiar, dan doa yang baik. Insya Allah, proses tidak akan mengkhianati hasil.

 

Bersyukur, pesan penting literasi sore di taman bacaan. Bahwa buku-buku pasti akan menemukan pembacanya. Kebaikan pasti akan menemui jalannya. Seperti sandal jepit butut yang dipakai sekalipun masih jadi dambaan bagi mereka yang “tidak memiliki kaki”. Sekali lagi, bersyukurlah. Untuk apa masih mengeluh dan menghujat? Anyamlah selalu doa-doa sore dengan sepenuh hati. Niatkan semuanya karena Allah SWT. Agar masalah tidak membuat lemah. Agar semua ikhtiar berbuah indah. Dan agar setiap lelah berubah menjadi berkah di kemudian hari. Apapun di taman bacaan, insya Allah apapun yang dilakukan akan bernilai pahala di sisi Allah SWT. “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim 14: Ayat 7)

 

Literasi sore, jangan “gangguin” bila tidak mampu “bantuin”. Syukuri apa yang dimiliki dan jalani prosesnya sepenuh hati. Sekalipun tanpa secangkir kopi, literasi sore membuktikan bahwa tidak ada alasan untuk mengeluhkan keadaan. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPiustaka

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *