Literat Itu Tidak Menghakimi Karena Kita Belum Tentu Benar

Untuk mereka yang lupa. Nggak usah menghakimi orang lain. Apalagi menyebut bajingan atau tolol. Silakan kritik tapi tetap kedepankan akhlak dan adab. Kan ada soapn santunnya. Jadi, nggak usah menghina atau mencela orang lain. Karena kita juga belum tentu lebih bari dari orang yang dihina. Belum tentu kita lebih baik!

 

Di dunia ini, tidak ada manusia yang sempurna. Bila ada orang lain punya kekurangan dan kesalahan, kita juga punya kurang dan salah. Tapi percayalah, setiap orang pasti punya niat dan kesempatan untuk menjadi lebih baik. Seburuk apapun orang lain di mata kita, pasti akhirnya akan menjadi baik. Sungguh, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah SWT. Hanya saja sekarang, kita yang terlalu cepat menghakimi. Seakan neraka sudah jelas bagi orang lain. Padahal surga pun belum dijamin untuk kita yang merasa suci dan sempurna.

 

Jadi, nggak usah menghakimi orang lain. Karena yang paling berhak untuk menilai dan mengatur hidup seseorang adalah masing-masing individu yang menjalaninya. Yang bertanggung jawab atas hidup seseorang adalah dirinya sendiri. Bukan orang lain, bukan kita. Baik atau buruk, benar atau salah yang dilakukan seseorang, bukan hak kita untuk menghakimi. Apalagi menghinda dan menghujat. Sebab kita tidak pernah tahu apa saja yang sebenarnya terjadi. Apa pula yang dijalani dalam hidupnya. Toh, kita belum tentu kita bisa menjalani hidup seperti mereka.

 

Ketahuilah, sangat mudah untuk mencela orang lain. Tetapi kita, belum tentu sanggup menjalani kehidupan mereka. Setiap orang itu punya anugerah dan cobaan yang berbeda. Maka kesanggupannya pun berbeda-beda. Lagi pula, bila kita tidak suka dihakimi maka jangan menghakimi orang lain.  Jangan lakukan sesuatu jika kita tidak suka orang lain melakukan hal yang sama kepada kita. Sederhana kan.

 

Mari sama-sama menjadi lebih baik. Berpikir positif kepada orang lain. Teruslah perbaiki niat dan baguskan ikhtiar. Karena semua orang pasti baik. Tapi karena godaan nafsunya terlalu besar, imannya pun lemah. Hingga terbuai gaya hidup dan akhirnya terjerembab pada kesalahan. Maka tetaplah berbaik sangka kepada orang lain. Apalagi kepada Allah SWT. Karena bisa jadi, apa yang terjadi hari ini justru menjadi bagian rencana Allah SWT untuk mempersiapkan sesuatu yang lebih baik kepada orang lain. Ketahuilah,  Allah SWT selalu punya cara untuk membaikkan seseorang. Tanpa perlu penghakiman atau cemoohan kita. Pastilah, rencana Allah SWT selalu lebih baik dari rencana manusia.

 

Kita hidup di muka bumi untuk sawang-sinawang, saling ‘memandang’ dan introspeksi. Tapi bukan berarti kita memiliki hak untuk berkomentar, menilai, apa lagi menghakimi tindak-tanduk manusia lain. Jadi, nggak usah menghakimi orang lain. Karena tidak ada manusia yang sempurna.

 

Toh bila orang lain salah, kita pun belum tentu benar? Salam literasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *