Mau Sehat dan Rezeki Melimpah, Ini Resep dari Pegiat Literasi

Mau sehat dan cukup secara ekonomi itu gampang. Kerjakan saja yang baik-baik. Buang pikiran dan perbuatan yang buruk. Bila bisa memberi, membantu, atau berbagi apapun kerjakan saja. Mumpung masih ada waktu. Jangan buang waktu untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya. Karena “hal jazā`ul-iḥsāni illal-iḥsān, tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula (Ar-Rahman, 60).

 

Cukup jalani hari-hari untuk lebih baik. Tidak usah mempersulit, menyakiti, atau mengganggu orang lain. Toh, kita bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa pula. Bikin orang lain tersenyum dan senang itu sudah cukup. “Yassiruu walaa tu’assiruu, basyiruu walaa tunaffiruu”. Permudahlah segala urusan, jangan dipersulit. Berilah kabar gembira, jangan ditakut-takuti” (HR. Bukhari dan Muslim).

 

Maka, apapun yang dikerjakan. Pasti ada balasannya. Tidak akan tertukar, tidak akan salah alamat. Siapa yang menabur, dialah yang akan menuainya. “Faman ya’mal mitsqaala dzarratin khairan yarah”. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya (Al-Zalzalah, 7). Cukup introspeksi diri. Perbaiki niat, baguskan ikhtiar, dan perbanyak doa terus-menerus. Hingga waktu yang akan membuktikannya.

Intinya, nggak ada yang instan. Semua butuh proses. Kerja, berprestasi, bersosial dan apapun ada prosesnya. Asal baik, kerjakan dan lakukan saja. Apalagi untuk orang banyak. Ikhlas itu bukan dari mulut. Tapi dari hati dan istikomah saat melakukannya.

Dari berbagai perjalanan yang telah dilalui, saya bersyukur. Atas apa yang sudah saya peroleh. Anugerah Allah SWT sangat luar biasa. Mulai dari bekerja di 3 perusahaan asing hingga bisa jalan-jalan ke 9 negara dan meraih berbagai penghargaan. Hingga kini pun masih aktif bekerja sebagai dosen dengan pengabdian lebih dari 29 tahun, menjadi direktur eksekutif di saah satu asosiasi di Indonesia, dan menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Dari sisi pendidikan pun tetap bersyukur. Setelah rampung S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNJ, lalu S2 Manajemen Pendidikan Pascasarjana UKI, kini sedang menuntaskan Program Doktor di S3 Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak. Atas beasiswa dari kampus tempat saya mengajar. Jad bila ditanya obsesi ke depan? Saya jawab, tidak ada lagi. Yang ada hanya menyelesaikan disertasi S3 dan mengabdi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) LenteraPustaka di kaki Gunung Salak. Sebagai ladang amal untuk mempersiapkan kematian, di samping menjadi warisan yang saya tinggalkan untuk umat. Wajib hukumnya untuk saya, menjadi lebih baik dari yang kemarin dan meninggalkan siapapun yang buruk lagi tidak ada manfaatnya.

 

Karena bagi saya, jika tangan kita belum mampu meringankan beban orang lain. Maka jangan sampai mulut kita dipakai untuk merendahkan atau menyakiti orang lain.  Harusnya, semakin bagus agama kita, makin baik ilmu kita maka makin tinggi pengabdian dan manfaat kita untuk orang lain. Toh, semua pasti ada balasannya. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *