Melatih Cara Pandang Anak di Taman Bacaan

Oplus_0

Sudah pasti, tiap orang punya cara pandang yang berbeda. Saat berada di sebelah kiri, kita bilang itu empat. Tapi buat yang di sebelah kanan, melihatnya tiga. Itu terjadi karena cara pandang kita berbeda. Jadi, biar berbeda dan jangan memaksa untuk selalu sama. Bagus atau jelek itu relatif, tergantung kita melihatnya dari mana?

Seperti di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Tiap anak pasti punya kemampuan membaca buku yang berbeda. Bukunya sama tapi ada yang kelar dibaca 3 jam, ada pula yang dua hari. Tidak masalah, asal tetap mau membaca. Tidak perlu persoalkan yang baik, sementara yang tidak baik (tidak membaca) didiamkan.

Belajar dari realitas di taman bacaan, ternyata siapapun butuh prasangka baik dan cara pandang positif tentang sesuatu. Untuk selalu menghargai tiap perbedaan. Agar tidak fokus cari kurang atau salahnya. Tapi lebih fokus pada tujuan dan manfaatnya. Asal mau membaca, itu sudah cukup.

Membaca buku itu, melatih cara pandang. Agar tidak gampang memandang buruk orang lain. Agar tidak merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Jangan fokus untuk mencari keburukan orang lain. Tapi temukanlah minimal satu kebaikan pada orang lain. Asal mau mengubah cara pandang, pasti ketemu yang baiknya. Seperti buku pun begitu, jangan dilihat dari tipis tebalnya. Tapi isinya pasti memberi manfaat bagi pembacanya.

Cara pandang baik, seharusnya tidak hanya sebatas pikiran. Tapi mampu direalisasikan ke dalam perbuatan. Jangan sibuk memikirkan yang belum ada, hingga lupa mensyukurinya apa yang sudah ada.

Maka kembalilah, untuk melatih cara pandang. Karena tidak ada tujuan baik yang lahir dari cara pandang buruk. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *