Bulan puasa hadir, bukan tanpa cobaan dan godaan. Harga barang-barang kebutuhan pokok naik. Harga daging, telur dan lainnya masih mahal. Belum lagi godaan dari orang-orang yang mengundang masalah. Ada yang mengajak berdebat, ada pula yang tiba-tiba nyolot. Atas semua keadaan itu, tdak jarang kita merasa kesal dan lelah atas cobaan yang datang. Secara personal, sepertinya ingin melampiaskan emosi. Sekadar mengekspresikan rasa kesal.
Ternyata, bulan puasa tidak merekomendasikan sikap emosional. Justru pelajaran dan hikmah di bulan puasa, siapapun disuruh lebih sabar dan ikhlas dalam segala keadaan. Apapun alasannya, tetap sabar dan ikhlas saja. Jangan membalas benci dengan benci. Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Saat orang lain bersikap buruk, bila tidak mampu dibalas dengan baik, maka cukup bersikap sabar dan diam. Karena Allah tidak memberikan cobaan melebihi kemampuan hamba-Nya. Begitulah sikap semestinya.
Jangan terpuruk ketika berada dalam situasi terburuk. Jangan mengeluh ketika sedang berada dalam kondisi terjatuh. Jangann menyerah bila hidup kita berada di titik terendah. Jangan menyerang ketika kita diserang. Seberat apapun beban masalah atau cobaan yang ada, yakinlah bahwa semua itu tidak pernah melebihi batas kemampuan kita. Cukup diam dan hanya sabar yang menjadi kunci untuk keluar dari cobaan. Yakinlah, setiap cobaan memiliki hikmahnya sendiri.
Bulan puasa, bukan sekadar menaham lapar dan haus. Lebih dari itu, puasa juga menyuruh siapapun untuk menahan diri dari perbuatan buruk. Biarkan bila masih ada orang-orang yang membenci, iri, merendahkan atau bahkan menebar aib ke mana-mana. Biarkan saja dan cukup diam. Sabar dalam segala segala keadaan karena tiap kesabaran pasti akan mendapat balasan yang lebih baik. Lagi pula mengeluh pun tidak akan mengurangi beban cobaan. Justru sikap sabar yang akan memudahkannya. Hadapi saja sikap buruk dan perbuatan jahat orang lain dengan ikhlas. Jadikan itu semua sebagai ladang pahala. Itulah sikap dan akhlak yang baik.
Persis seperti membaca buku pun membutuhkan kesabaran. Sementara orang lain ngobrol, nongkrong bahkan pergi entah kemana, kita justru melangkahkan kaki ke taman bacaan. Berdiam diri untuk membaca buku. Membuka lembar demi lembar halaman, untuk dibaca dan diresapi maknanya. Apalagi di bulan puasa, bukan tidak mungkin membaca buku malah terasa lebih lapar. Lebih baik tidur atau menonton TV. Itulah cobaan membaca buku. Seperti yang dialami anak-anak Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Yang hingga kini, masih tetap sabar dan ikhlas berada di taman bacaan. Sebab terkadang, membaca buku itu bisa jadi cobaan.
Apapun cobaannya, sebesar apapun godaanya. Maka tetaplah sabar dan ikhlaskan saja. Karena sabar, siapapun masih bisa berbuat baik bisa menebar manfaat. Karena sabar pula siapapun masih bisa tersenyum bahkan bangkit dari keadaan terpuruk. Karena sabar bukan sekedar kata-kata, namun menerima tanpa mempersoalkan takdir. Cobaan dan godaan, sejatinya bukan untuk ditangisi tapi untuk dihadapi dengan penuh kesabaran. Agar yakin, kita dapat melewatinya
Bila niatnya sudah baik, ikhtiarnya bagus maka sabar adalah jalan terakhir yang harus ditempuh. Karena di saat itulah doa-doa indah sedang diproses oleh-Nya. Tinggal menunggu waktu yang tepat untuk melihat berkah dan hasilnya yang indah. Sebab, Allah hanya memberikan ujian pada siapapun yang ingin dibuatnya lebih kuat dari sebelumnya. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka