Dihadiri 120 orang, anak-anak pembaca aktif dan kaum ibu, TBM Lentera Pustaka meresmikan “Taman Elena” sebagai tempat yang nyaman untuk membaca buku, di samping sebagai persembahan Pendiri TBM Lentera Pustaka kepada cucu pertamanya yang meninggal dunia 35 hari, Elena Tavisha Saqeenarava (22/10/2023). Peresmian Taman Elena dilakukan oleh Fahmi Rifli Pradana, ayah Elena dan Farid Nabil Elsyarif (Om Elena) serta Farah Gammathirsty Elsyarif (Tante Elena) di Kebun Baca TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor.
Peresmian Taman Elena ditandai dengan penyajian 2 lagi marawis dari tim TBM Lentera Pustaka. Selain itu, Syarifudin Yunus (Pendiri TBM Lentera Pustaka sekaligus kakeknya Elena) pun tampil membacakan cerpen yang baru dibuatnya berjudul “Tuhan, Tolong Jaga Elena”. Saat cerpen dibacakan tidak sedikit audiens yang ikut menitikkan air mata sebagai tanda haru atas perasaan seorang kakek yang ditinggal cucunya.
Taman Elena di TBM Lentera Pustaka, memang dibangun dan didedikasikan khusus untuk mengenang Elena Tavisha Saqeenarava, cucu pertama Pendiri TBM Lentera Pustaka yang dipanggil Allah SWT di usia 28 hari sejak kelahirannya. Selain untuk kenyamanan membaca di ruang terbuka, Taman Elena dibuat kakek Elena sebagai taman indah sebagai bukti cinta dan tempat berdialog batin seorang kakek dengan cucunya. Sekalipun jasadnya hilang dalam pelukan, namun tetap tersimpan di dalam hati kakeknya.
“Saya ucapkan terima kasih atas doa dan dukungannya buat Elena. Pasti Elena senang di surga Allah SWT. Semoga kita semua diberi kesehatan dan keberkahan atas kepedulian kita selama ini, wa bil khusus untuk putri saya Elena” ujar Fahmi Rifli Pradana, ayahnya Elena saat memberi sambutan.
Dalam suasana kekeluargaan yang luar biasa, anak-anak dan kaum ibu TBM Lentera Pustaka pun menikmati makan bersama “liwetan” yang sederhana namun bermakna. Sebagai tanda taman bacaan mampu menjadi simbol persaudaraan dan kebersamaan. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat.
Taman Elena hanya simbol. Akan pentingnya membaca buku di tengah gempuran era digital. Di samping, taman menjadi media tumbuhnya bunga yang indah. Hingga keindahannya dikagumi dan disenangi banyak orang. Taman Elena pun jadi simbol tempatnya bunga mekar, maka di situ ada harapan dan cita-cita baik. Seperti anak-anak yang membaca buku di taman bacaan untuk berjuang menggapai harapan di masa depan.
Seperti membaca buku pun jadi bunga untuk impian. Begitu pula cinta orang tua kepada anaknya pun adalah bunga yang harus dibiarkan tumbuh dan bersemi di dada. Taman Elena, insya Allah menjadi ladang amal bagi banyak orang nantinya.
“Terima kasih Elena telah menginspirasi kakek. Surga untukmu Nak, karena Allah SWT senantiasa menjagamu” tutup Syarifudin Yunus sambil menitikkan air mata. Salam literasi #TamanElena #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen