Semua orang pasti tahu arti rekam jejak atau track record. Karenanya, hampir setiap orang pula saat ini sedang sibuk merangkai cerita. Sedang memahat rekam jejak kehidupan di dunia. Di dunia nyata, di media sosial, dan di media angan-angan. Persis seperti capres dan cawapres yang sedang berjuang mengukir rekam jejak agar dipilih rakyat.
Bila ditelisik, rekam jejak itu boleh diartikan semua hal yang seseorang atau organisasi telah lakukan di masa lalu. Tentang seberapa baik (bukan seberapa buruk) dalam melakukan pekerjaan, mengatasi masalah, berinteraksi, dan menyajikan Solusi. Jadi, rekam jejak itu dimensinya sisi positif, bukan negatif. Sesuatu yang baik itulah rekam jejak. Dalam konteks bisnis, rekan jejak selalu bertumpu pada kinerja yang baik, semua yang sukses dan berhasil, dan semua yang menghasilkan keluaran yang patut ditonjolkan. Tidak ada perbuatan atau prestasi buruk yang dipublikasikan. Maka aneh saja, bila hari ini masih banyak orang-orang yang fokus pada keburukan atau pikiran yang negatif.
Suka tidak suka, rekam jejak itu indikatornya kinerja, kompetensi atau keberhasilan. Bukan omongan apalagi cerita-veriat yang dibuat tanpa fakta. Bahkan rekam jejak bukan hanya berasal dari cacatan tertulis. Tapi dari catatan atas semua interaksi yang dilakukan dengan orang lain. Apalagizi zaman begini, sangat gampang untuk menelusuri rekam jejak seseorang di dunia maya. Karena di dunia maya, sangat sulit bagi siapapun untuk bermain “sandiwara”. Segalanya tercatat rapi, tidak ada rekayasa apapun, Apa yang diperbuat itulah yang tertulis. Bila tidak pernah diperbuat maka tidak akan tercata di dunia maya alias mbah google.
Rekam jejak adalah semua hal yang dilakukan seseorang pada masa lalu dan dapat di jadikan teladan sampai sekarang. Ada perbuatan, ada fakta, dan ada Pelajaran dari setiap rekam jejak yang ditorehkan, Soal apapun dan di mana pun. Karena “Allah ciptakan langit dan bumi dengan haq dan untuk memberi balasan setiap jiwa atas apa yang mereka kerjakan, sedang mereka tidak didzalimi” (QS. Al-Jatsiyah: 22). Itulah prinsip rekam jejak, sama sekali tidak dapat direkayasa.
Berangkat mengukir rekam jejak itulah, sekolompok pegiat literasi berkiprah di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Untuk mengabdikan diri dalam kegiatan sosial bertajuk literasi dan taman bacaan. Hanya untuk meninkatkan kegemaran membaca anak-anak usia sekolah (dari yang tadinya tidak punya akses bacaam), mengajar calistung anak-anak kelas prasekolah, mengajar baca-tulis kaum buta huruf, mengelola koperasi simpan pinjam, memfasilitasi praktik literasi digital dan literasi finansial, hingga menjalankan aktivitas motor baca keliling ke kampung-kampung untuk sediakan akses bacaan. Taman bacaan bukan hanya “gudang buku” tapi konsisten berkegiatan untuk menebar manfaat kepada orang lain. Menjadikan taman bacaan sebagai ladang amal, sekaligus sarana memperbaiki diri. Sehingga menjadi rekam jejak yang baik tanpa peduli penilaian orang lain. Sebut saja, mengukir rekam jejak di literasi dan taman bacaan,
Kenapa kita harus hadir di muka bumi? Untuk apa sebenarnya Allah SWT menciptakan langit, bumi, dan segala isinya? Dan siapa sebenarnya kita ini di hadapan-Nya? Utulah semua pertanyaan yang mendasari untuk kita jawab dengan segera. Agar kita mau dan mampu menuliskan rekam jejak di dunia sebagaimana mestinya, sesuai perintah-Nya.
Maka rekam jejak siapapun bukan yang diomongkan tapi yang dilakukan untuk sesama, untuk orang lain agar lebih berdaya. Karena “Siapa yang melakukan kebaikan meskipun sangat sepele, dia akan melihat balasannya. Siapa yg melakukan keburukan meskipun sangat sepele, dia akan melihat balasannya” (QS. Al-Zalzalah: 7-8).
Rekam jejak hanya memberi pesan. Bahwa di dunia kita memilih tapi di akhirat kita dipilih, Berhati-hatilah dan jadilah literat! Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka