Mengurus Taman Bacaan, Bukan Nggak Punya Waktu Tapi Belum Jadi Prioritas

Sering kita dengar orang bilang “oke ntar gue atur waktu ya”. Ungkapan itu nggak tepat. Karena manusia sama sekali nggak bisa atur waktu. Waktu itu punya Yang Kuasa. Kita hanya bisa atur prioritas. Mana yang manfaat mana yang nggak manfaat?

 

Waktu itu semua orang pasti punya. Tapi tidak semua orang punya prioritas. Ada yang sibuk untuk hal-hal yang nggak prioritas. Tapi ada yang disibukkan dengan prioritas. Nggak ada masalah dengan waktu. Yang masalah itu prioritasnya apa?

 

Ada kok yang punya banyak waktu tapi terbuang sia-sia. Jangankan bermanfaat buat orang lain. Membaca buku saja tidak mau. Kerjanya mengurusi kehidupan orang lain. Hingga lupa memperbaiki diri. Jadi bukan soal waktu. Tapi soal prioritas hidup.

 

Seperti pegiat literasi di taman bacaan. Bukan soal waktu tapi soal prioritas. Mau atau nggak untuk berbagi kebaiakan dan menebar manfaat. Untuk mengajak dan membimbing anak-anak yang membaca buku. Apalagi sifatnya sosial, siapa sih yang punya waktu untuk mengurus taman bacaan? Tapi karena sudah jadi prioritas, maka selalu ada waktu untuk mengurus taman bacaannya. Karena taman bacaan sebagai legacy, warisan kebaikan untuk umat.

Mumpung masih punya waktu. Saatnya kenata kembali prioritas. Jangan terkecoh dengan waktu. Tanpa punya prioritas. Punya banyak waktu tapi sulit untuk berbuat baik dan menebar manfaat.

Bukan waktu yang ditunggu. Bukan waktu pula yang menentukan. Tapi prioritas apa yang dituju. Untuk diri sendiri, untuk menjadi lebih baik. Maka harusnya jangan bilang “belum punya waktu”. Tapi maaf, belum punya prioritas. Karena prioritasnya masih “begini-begini aja”. Siapapun nggak bisa atur waktu. Hanya bisa atur prioritas.

 

Semoga nggak lalai. Bahwa kita adalah apa yang kita prioritaskan. Salam literasi!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *