Pegiat Literasi Bogor Dipertemukan di Kopi Lentera

Sore kemarin hingga malam, 3 anak muda pegiat literasi dari Pojok Literasi Bogor berkunjung ke Kopi Lentera di TBM Lentera Pustaka. Saya pun dengan senang hati menemani dan berdiskusi tentang gerakan literasi. Tentu secangkir kopi dan buku-buku bacaan ikut hadir di meja. Dari sekian tegukan kopi yang tidak terhitung, akhirnya kami bersepakat bahwa “literasi harus tegak di tengah masyarakat, apapun alasannya”. Untuk itu, buku-buku bacaan harus menjadi “media utama” untuk “membangunkan” literasi yang mungkin tertidur entah berapa lama? Untuk merekatkan anak-anak bangsa melalui buku dan aktivitas yang bermanfaat.

 

Diiringi gerimis hujan, obrolan pegiat literasi di Kopi Lentera pun kian memanjang. Bahwa literasi dan taman bacaan bukan hanya “tempat membaca buku”. Lebih dari itu, sebagai media untuk membangun karakter dan interaksi sosial anak-anak dan semua orang yang ada di dalamnya. Karena tujuan besar membaca buku bukanlah pengetahuan melainkan perbuatan dan akhlak. Untuk berani berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Karenaya, literasi itu bukan idealisme atau panggung popularitas. Tapi literasi adalah jalan hidup dan ladang amal buat siapa saja. Asal punya komitmen dan konsisten dalam menjalankan dan mengelolanya.

 

Bukan hanya silaturahim, pertemuan pegiat literasi Bogor di Kopi Lentera juga menjadi cara untuk memelihara semangat dalam berliterasi. Karena literasi dan taman bacaan, biar bagaimanapun tetap menjadi “jalan sunyi” pengabdian. Sehingga tantangan dan hambatan selalu ada dan harus berani dihadapi. Bila tidak, literasi dan taman bacaan pun akan “mati suri” atau terkubur dalam angan.

 

Ngopi dan obrolan pegiat literasi di Kopi Lentera memang tergilong singkat. Tapi  setidaknya ada pesan moral yang disepakati dalam menggerakan literasi di maysrakat, yaitu:

  1. Kokohkan niat dan semangat yang menyala untuk memperbaiki keadaan melalui literasi.
  2. Kuatkan komitmen dalam berliterasi sebagai ladang amal untuk semua orang.
  3. Besarkan konsistensi dalam berkegiatan, apapun tantangan yang dihadapi.
  4. Aktifkan media sosial sebaga sarana untuk mempromosikan kegiatan literasi dan taman bacaan.

Sebagai aktivitas sosial, literasi dan taman bacaan harus dijadikan ladang amal untuk berbuat baik dan menebar manfaat kepada sesama. Sekaligus berlatih diri untuk memberi sebelum meminta atau menerima. Untuk membangun peradaban yang literat, yang dihuni orang-orang yang berani menerima realitas. Lebih mau mencari solusi atas masalah, bukan sekadar membahas masalah.

 

Dan akhirnya, literasi dapat mengemban misi mulia. Bukan untuk menjadikan siapapun jadi “banyak tahu” tentang banyak hal dari banyak buku. Tapi untuk “banyak berbuat” tentang sedikit hal dari aksi nyata yang ada dalam buku. Salam literasi #KopiLentera #TBMLenteraPustaka #PojokLiterasiBogor

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *