Pegiat Literasi Nggak Boleh Salah Sasaran

Kita sering kehabisan energi. Bukan karena kerja keras. Bukan pula karena berjuang sepenuh hati. Tapi karena salah sasaran. Salah fokus, sehingga sasaran ke depan yang dituju. Bukan solusi yang dicari, bukan pula strategi untuk menaklukkan tantangan. Salah sasaran, energi kira terkuras untuk hal yang nggak penting.

 

Kita justru salah sasaran. Fokusnya hanya ke masa lalu. Ke sesuatu yang sudah lewat. Yang nggak bisa di-unduh, nggak bisa dikembalikan. Bahkan oleh aIat paling canggih sekalipun.

 

Salah sasaran ke masa depan. Karena terlalu dikhawatirkan sehingga tidak lakukan apa-apa. Yang belum tentu kejadian. Masa depan yang sering berubah haluan, seperti film seri yang nambah episode terus.

 

Salah sasaran lagi. Karena peduli ke omongan orang. Orang-orang yang nyinyir, iri dan benci. Yang memang kerjanya ngomongin orang karena tidak suka pada kita. Untuk apa peduli pada omongan orang. Kita benar, katanya pencitraan. Kita salah, dibilang gagal total.

 

Salah sasaran ke rasa takut. Takut gagal. Takut nggak bisa. Takut nggak punya waktu. Khawatir orang nggak suka. Padahal belum dicoba, belum dimulai. Lupa, kalau gagal pun bisa jadi guru yang baik.

 

Salah sasaran. Ke kemalasan, ke pengabaian hal-hal kecil. Malas membaca, malas melatih berpikir positif. Mengabaikan perbuatan baik, mengabaikan memberi manfaat ke oarang lain. Harusnya mulai dari yang kecil-kecil, berikan senyum, kasih salam, hingga membimbing anak-anak yang membaca.

 

Salah sasaran melulu. Karena fokusnya ke orang lain, bukan ke diri sendiri. Senang banget membandingkan diri dengan orang lain. Merasa nestapa melihat orang lain senang. Merasa berduka bila orang lain bergembira. Hatinya sempit dan kerdil. Jadi lupa, bahwa segala sesuatu sudah ada pada takdir-Nya.

 

Apapun dalam hidup, semuanya di luar kendali kita. Sudah ada yang atur semuanya. Jadi jangan buang waktu untuk hal-hal yang tidak bisa kita atur. Biarkan Allah SWT yang mengatur. Kita cukup niat yang baik dan ikhtiar yang bagus. Biar nggak salah sasaran.  Biar jelas arah hidup kita mau ke mana?

 

Salah sasaran. Karena kita peduli pada hal-hal yang di luar kendali kita. Padahal, hari ini. Bila energi itu dikumpulkan lalu diarahkan ke satu tindakan kecil. Yang bisa kita kontrol, sekarang. Pasti, dampaknya beda. Bukan cuma terasa, tapi nyata. Jadi, pertanyaannya bukan “Gimana kalau kita gagal?”. Tapi, “Apa yang bisa kita lakukan sekarang?”

Maka, biarkan orang lain nyinyir dan iri. Biarkan masa lalu berlalu tanpa disesali, Biarkan rasa takut dimiliki orang lain asal bukan kita. Biarkan kemalasan itu hadir pada orang lain, bukan diri kita. Cukup lakukan saja hal kecil mulai sekarang, setuap hari setiap pagi. Dengan pikiran yang positif, motivasi yang kuat, dan optimisme bahwa semua akan indah pada waktunya.

 

Lakukan hal kecil yang baik dan bermanfaat, dari sekarang. Jangan tunda lagi. Karena kita bisa, kita punya waktu dan orang lain menunggu apa yang bisa kita lakukan. Tersulah ikhtiar, selalu ikhlas di setiap keadaan dan bersyukur atas apa yang dimiliki. Itulah energi yang tepat sasaran.

 

Ketahuilah, kita memang bukanlah hamba Allah yang paling baik dan paling benar. Karena di luar sana, masih banyak hamba-Nya yang begitu taat dan patut lebih hebat dari kita. Banyak hamba di luar sana yang jauh lebih dekat dengan-Nya. Tapi apapaun keadaan kita, terbukti Allah tetap mengurus  kita dengan baik bukan? Karenanya, sasaran yang paling hebat semuanya ditujukan ke Allah. Pegiat literasi nggak boleh salah sasaran. Siapapun jangan salah sasaran lagi …!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *