Penelitian Dana Pensiun: 3 Penyebab Rendahnya Kepemilikan Dana Pensiun di Indonesia

Rendahnya kepesertaan dan tingkat inklusi dana pensiun menjadi bukti masih banyak pekerja dan masyarakat yang tidak paham dana pensiun. Potensi besarnya pasar angkatan kerja di Indonesia yang mencapai 152 juta pekerja pun jadi terbengkalai dari “prioritas” perencanaan hari tua. Faktanya, sangat banyak pekerja yang tidak tahu manfaat dana pensiun. Maka wajar, tingkat literasi dana pensiun di Indonesia tahun 2025 turun 27,79% dan tingkat inklusi pun turun menadi 5,37%.

 

Realitas hari ini, 9 dari 10 pekerja di Indonesia tidak siap pensiun atau berhenti bekerja, Kondisi ini jadi sinyal ketidak-tahuan pekerja tentang dana pensiun. Pekerja yang tidak mempersiapkan masa pensiun, akibat tidak paham dana pensiun. Mungkin, tidak tahu pula ke mana harus bertanya tentang dana pensiun?  Sementara biaya hidup dari tahun ke tahun terus meningkat, namun persiapan masa pensiun sering kali diabaikan. Jelas, banyak pekerja tidak paham dana pensiun.

 

Jadi penasaran, apa sih faktor penyebab pekerja tidak paham dana pensiun?  Dari hasil penelitian Syarifudin Yunus, edukator dana pensiun dan Ketua Dewan Pengawas DPLK Sinarmas Asset Management yang melibatkan 66 pekerja di Jakarta menyimpulkan sebagai berikut:

  1. 89% pekerja belum punya dana pensiun dan hanya 11% pekerja yang sudah punya dana pensiun.
  2. 80% pekerja tidak mengandalkan dana pensiun dari tempatnya bekerja, hanya 20% pekerja yang berharap mendapat dana pensiun dari tempatnya bekerja.
  3. Rendahnya kepemilikan dana pensiun disebabkan oleh a) ketidak-tahuan tentang dana pensiun, b) ketidaktersediaan dana untuk mengikuti dana pensiun, atau c) tidak tersedianya akses digital untuk membeli dana pensiun.
  4. Maka ada dua faktor penting yang harus ditingkatkan oleh pelaku dana pensiun yaitu edukasi secara berkelanjutan dan ketersediaan akses digital.

 

Penelitian dana pensiun yang bertujuan untuk mendeskripsikan data dan informasi pemahaman pekerja di Jakarta tentang dana pensiun ini telah terbit di jurnal sains ekonomi dan edukasi AKSIOMA pada Februari 2025 (link hasil penelitian: https://manggalajournal.org/index.php/AKSIOMA/article/view/981/1239).

Maka sebagai rekomendasi untuk meningkatkan pemahaman pekerja tentang dana pensiun setidaknya ada 5 (lima) prioritas utama pengembangan pasar dana pensiun yaitu:1) edukasi pentingnya dana pensiun secara berkelanjutan, 2) kemudahan akses untuk memiliki dana pensiun, utamanya bagi pekerja sektor informal, 3) meningkatkan kualitas produk atau layanan dana pensiun yang ada, 4) memperluas jangkauan pemasaran melalui kolaborasi dengan jasa keuangan lainnya, dan 5) menyajikan cara baru dalam mempromosikan dana pensiun ke publik. Dengan begitu, harapannya pemahaman pekerja akan pentingnya dana pensiun lebiih meningkat sekaligus dapat meningkatkan kepesertaan dana pensiun di Indoneisa, baik sektor formal maupun informal.

 

Memang tugas berat dana pensiun, untuk mengubah dari tidak paham menjadi paham pentingnya dana pensiun. Tapi jauh lebih berat bila tidak paham tapi punya dana pensiun, kok bisa? Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #DPLKSAM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *