Pentingnya Berbuat Baik, Semuanya Bermula dari Pikiran

Memang benar, semua bermula dari pikiran. Baik atau jahat itu ada di pikiran. Siapa yang menabur pikiran, maka akan menuai Tindakan. Siapa yang menabur tindaka, maka akan menuai kebiasaan. Siapa yang menabur kebiasaan, maka akan menuai karkater. Dan siapa yang menabur karakter, maka akan menuai nasib. Benar kan, semua berawal dari pikiram.

 

Siapapun yang berpikir buruk. Mau seindah, senikmat, dan sehebat apapun keburukan tetap tidak akan membuat nyaman. Karenan yang selalu membawa kenyamanan hanyalah kebaikan, Jadi, siapa saja yang memilih setia di jalan kebaikan, Berarti ia telah memilih jalan yang akan sampai pada kenyamanan lahir maupun batin.

 

Maka siapapun, bila menyadari besarnya ganjaran dan keutamaan berbuat baik dan menebar manfaat, Niscaya ia akan berletih-letih berusaha melakukan apa saja yang masih bisa dikerjakan untuk kebaikan.

 

Sebaliknya, betapa ruginya orang yang sama-sama menghabiskan waktu 24 jam sehari, 7 hari seminggu, atau 12 bulan setahun, tapi dalam catatan amalnya tidak satupun memiliki nilai kebaikan. Akibat pikirannya buruk, maka tindakann ya pun buruk.

 

Aktivitas sosial di taman bacaan, mengajar di mana pun, hingga berdiam diri kepada orang-orang yang menzoliminya itulah jalan yang baik. Untuk selalu ikhtiar melakukan kebaikan di mana pun dan kapanpun. Mungkin banyak orang menilai, kebaikan yang diperbuat itu kecil. Tidak masalah, tetaplah berbuat baik. Karena sejatinya, Allah SWT selalu mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.

 

Lagi pula, siapapun tidak akan pernah tahu. Kebaikan apa dan yang mana yang akan membawa pelakunya masuk ke surga. Baik itu penting. Ibnu Qayyim Al-Jauzziyah RA berkata, “boleh jadi engkau tidur, tapi ada puluhan doa yang naik padamu akibat kebaikan yang kamu perbuat”.

 

Entah dari anak-anak yatim yang dinatuni, atau dari si fakir yang pernah ditolong. Dari si lapar yang pernah diberi makan, bisa juga si sedih yang pernah dihibur. Dari si miskin yang pernah dibantu. Bahkan bisa dari anak-anak yandi diberi tempat membaca, kaum ibu yang dibebaskan dari belenggu buta huruf. Kabaikan sekecil apapun, tidak akan pernah sia-sia.

 

Jadi, jangan pernah meremehkan perbuatan baik sekecil apapun. Lakukan saja yang baik, biarkan orang lain yang berbuat jahat. Salam literasi!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *