Mungkin saat ini, masih ada orang-orang yang ketika bertemu dengan kita selalu tersenyum. Tapi begitu kita membalikkan punggung dan berlalu, lisan mereka begitu asyik membicarakan segala aib dan kesalahan kita. Orang yang baik di depan kita, tapi menusuk di belakang kita. Bahkan bisa jadi sampai saat ini pun, kita masih tidak tahu semuanya itu. siapa saja mereka dan apa yang mereka inginkan. Pahami, realitas itu sama sekali tidak bisa dihindarkan.
Tanpa kita ketahui. Mungkin saat ini masih ada orang-orang jahat yang tengah bersekongkol. Ingin menjatuhkan kita, ingin menodai kita. Entah melalui mulutnya, melalui pikirannya, atau tindakannya. Dengan segala rencananya, ghubahnya atau fitnahnya. Semua cerita bisa direkayasa hanya darinya. Semu aitu jadi bukti. Bahwa setiap orang tumbuh besar sepaket dengan pecintanya dan pembencinya. Maka tidak akan mungkin semua orang mencintai kita. Pasti ada yang membenci, karena itu sunnatullah kehidupan.
Nabi Muhammad SAW itu manusia paling mulia akhlaknya, paling bagus hatinya. Paling indah senyumannya, paling menentramkan suaranya. Dan paling lembut tatapan matanya. Tapi tetap saja masih ada pembencinya. Apalagi kita yang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.
Maka jangan pernah khawatir dengan rencana jahat manusia. Biarkan saja mereka yang tanggung jawab, Kita tidak bisa mengontrol mereka. Cukup kerjakan saja yang baik dan bermanfaat. Teruslah memperbaiki diri di hadapan-Nya. Toh, sehebat-hebatnya rencana jahat mereka tidak akan pernah bisa melebihi renacana allah SWT. Orang jahat boleh punya renacan. Tapi Allah juga punya rencana. Dan pastinya, apa yang ditakdirkan Allah pasti lebih baik dari ikhtiar manusia. “Dan mereka membuat rencana (tipu daya), maka Allah pun punya rencana (tipu daya). Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. Ali ‘Imran: 54)
Perbuatan baik seperti berkiprah sosial di taman bacaan masyarakat pun tidak luput dari rencana jahat manusia. Ada yang mengganggu, menebar fitnah, bahkan menjual aset yang dimiliki taman bacaan. Biarkan saja orang-orang jahat itu bekerja menurut pikirannya sendiri. Asal kita tetap berbuat baik dan menebar manfaat. Itulah yang dialami pegiat literasi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Tetap komitmen dan konsisten untuk menegakkan kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat. Menjadikan taman bacaan sebagai ladang amal semua orang. Sederhana sekali kan.
Apapun yang baik cukup diusahaan, tidak perlu dipaksakan. Tidak perlu ambil pusing dengan apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Jangan menyerah dengan niat jahat orang lain. Jangan kepo pada urusan orang lain. Dan yang penting jangan pernah mencari tahu apa yang orang-orang jahat lakukan di belakang kita. Agar hati kita tetap sehat, agar prasangka kita tetap baik. Teruslah berbuat yang baik di mana pun dan hingga kapan pun. Sisanya, biarkan Allah saja yang mengurus kita. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka