Tiap orang pasti ada ujian dalam hidupnya. Apapun bentuknya. Ujian pasti ditimpakan kepada seorang hamba. Yang membedakan hanya kuantitas dan kualitas ujian masing-masing. Seperti hari ini, mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi adalah ujian. Tapi si miskin yang kelaparan pun sebagai ujian. Ujian hidup selalu ada, tinggal bagaimana kita menghadapinya?
Bahkan terkadang, ujian datang silih berganti. Seperti keluarga Rafael Alun. Setelah anaknya Mario Dandy menganiaya David, kini mendekam di penjara. Lalu Rafael Alun sebagai bapaknya pun kini harta kekayaannya diusik dan harus berurusan dengan KPK, dipecat dari Kemenkeu RI. Bertubi-tubi ujiannya. Ada juga ujian orang yang hilang kesabarannya, diuji dalam pergaulannya. Bahkan ada yang diuji dengan kehilangan harta, keluarga, dan jabatan. Namanya ujian, pasti berupa perkara yang menyengsarakan, menyesakkan hati.
Hidup itu adalah ujian. Karena bisa jadi, saat bahagia, banyak orang terkadang menjadi lupa. Sebaliknya, saat berduka seringkali manusia berkeluh-kesah. Maka siapapun, harus memahami segala yang terjadi pada manusia tidak lepas dari takdir Allah SWT. Sekalipun ujian itu menyusahkan atau menyedihkan. Bahwa “Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.” (QS Al-Mulk: 2). Ketahuilah, Allah SWT menguji manusia sesuai kapasitas kemampuan hamba-Nya.
Ujian hidup itu berlaku bagi semua orang. Hanya intensitasnya yang berbeda. Ada yang jarang diuji, ada yang sering diuji. Diuji lagi, diuji setiap saat. Maka jawabnya, tenangkan diri. Karena Allah SWT pasti akan mengawasi. Tenang saat ujian datang, karena Allah SWT akan menguatkan hati. Tenang saat ujian menimpa karena Allah SWT akan menjaga dan mengobati. Tenangkan diri saat ujian melanda, karean Allah SWT selalu mendampingi dan akan segera memberi solusi. Yakinlah, Allah SWT pasti menguji siapapun sesuai dengan kapasitas kemampuan hamba-Nya. Tetaplah kokohkan iman dan takwa kepada-Nya, dalam keadaan apapun.
Allah SWT berfirman yang artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan ‘kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al-Ankabut: 2). Maka tugas kita hanyalah sabar dan ikhlas terhadap apa yang terjadi. Memang begitulah kehidupan dunia bagi orang-orang yang beriman. Akan selalu ada ujian untuk memperbaiki kualitas keimanan seseorang.
Ujian hidup akan selalu ada. Bukan karena Allah SWT tidak ingin kita bahagia di dunia ini. Tapi ujian menjadi cara Allah SWT untuk menghindari diri kita dari memilih dunia yang berlebihan daripada kehidupan akhirat. Maka saat ujian tiba, tolong luaskan sabar dan perbanyak syukur. Agar kita tetap eling dan waspada. Bahwa sebenarnya akan selalu ada titik bahagia di tengah ujian yang terjadi. Seperti selalu ada terang di balik gelapnya malam.
Jangan putus asa terhadap rahmat Allah SWT. Apalagi ujian menjelang bulan puasa, bulan suci ramadan. Ujian apapun, tetaplah senangkan Allah SWT hingga Allah SWT akan menyenangan kita. Toh pada akhirnya, semua akan baik-baik saja. Karena Allah SWT tidak pernah tidur dan selalu menjaga hamba-Nya. Salam literasi!