Banyak mahasiswa merasa susah saat bimbingan skripsi. Apalagi saat bertemu dosen pembimbing lalu materi skripsinya dicoret-coret, tidak sedikit mahasiswa yang merasa susah lalu frustrasi. Maka jangan menyerah untuk selesaikan skripsi, apapun alasannya. Karena bimbingan skripsi adalah proses yang harus dijalani. Dan tidak bimbingan skripsi untuk menyusahkan. Tapi mekanisme yang memang harus dilakukan.
Merasa susah, mungkin itu yang dirasakan sebagian mahasiswa saat dibimbing Syarifudin Yunus, dosen PBSI FBS Universitas Indraprasta PGRI di TBM Lentera Pustaka Bogor. Sudah datang jauh-jauh, ehh dicoret-coret pula. Lalu harus menjelaskan latar belakang secara konkret lagi. Apa yang jadi sebab pentingnya judul skripsi tersebut. Belum lagi, kerangka teori yang harus relevan dengan variabel penelitian sebagai dasar untuk menentukan instrumen penelitian. Karena skripsi atau penelitian pada umumnya, harus mampu mengungkap alasan pentingnya judul penelitian, didukung acuan teoretik yang memadai dan menggunakan alat ukur yang tepat. Bila proses itu dilakukan, pasti skripsi cepat selesai dan menghasilkan kesimpulan yang memadai.
Entah kenapa, seringkali mahasiswa merasa khawatir dan was-was dengan bimbingan skripsi. Sudah mencari waktu dosen pembimbing yang sulit, bahkan konten skripsi yang harus dikritisi. Maka ada baiknya, mahasiswa memperhatikan tips bimbingan skripsi sebagai acuan, yaitu:
1. Pastikan judul penelitian memang pantas diteliti karena berbasis masalah di lapangan atau untuk perkembangan ilmu ke depan. Bukan judul yang mengada-ada, apalagi hanya bikin judul baru dari perpaduan judul skripsi yang ada di perpustakaan.
2. Ungkapkan latar belakang secara konkret, kenapa variabel judul skripsi patut diteliti? Bukan narasi deduktif yang tidak menyentuh masalah konkretnya. Prinsipnya, bila berani bikin judul berarti dibsitu ada masalah, maka ungkapkan masalah sebanyak-banykan yang ditemukan.
3. Sesuaikan kerangka teori yang sesuai dengan variabel penelitian, sehingga mampu menjadi landasan berpikir pentingnya penelitian dilakukan.
4. Pilih metodologi yang mampu mengurai analisis dan mengukur hasil penelitian. Instrumen penelitian menjadi penting diperhatikan.
5. Lakukan analisis yang tajam secara kualitatif dan mampu memberi solusi atas masalah penelitian. Sehingga simpulan penelitian bersifat konstruktif bukan destruktif. Analisis itu narasi argumentatif yang deskriptif bukan memperbanyak data dan tabel. Apalagi mahasiswa Bahasa Indonesia (ilmu sosial) harus lebih banyak narasi bukan angka (seperti ahli statistik). Jngan bikin simpulan penelitian yang menyalah-nyalahkan proses tapi harus memberi solusi secara ilmiah.
Tips yang tidak penting dipahami saat bimbingan skripsi, antara lain: 2) memahami karakter dosen pembimbing dan prinsip keilmuannya, 2) jalin komunikasi dengan dosen pembimbing, utamanya saat bikin janji bimbingan,3) lakukan persiapan sebelum bimbingan agar siap saat ditanya, 4) bawa berkas skripsi yang lengkap untuk dikonsultasikan (termasuk coretan sebelumnya), 5) catat masukan dosen pembimbing untuk perbaikan, 6) jalin komunikasi dengan teman se-bimbingan, dan 7) hindari berdebat dengan dosen pembimbing.
Ketahuilah, tidak ada proses bimbingan skripsi yang ingin lambat atau menghambat. Tapi jangan pula skripsi dibangun dari cara berpikir yang asal-asalan. Tidak punya urgensi atau hanya mencari-cari masalah hanya untuk menjadi sarjana. Skripsi itu karya ilmiah, maka harus faktual, objektif, sistematis, berbasis data-fakta, dan solutif. Karya ilmiah harus mampu dipertanggungjawabkan. Jangan sampai tidak tahu kenapa harus berjudul skripsi seperti itu. Apalagi teori-teori yang disajikan pun hanya copy-paste.
Khusus untuk bimbingan skripsi dengan Syarifudin Yunus, maka uraian di atas itulah yang harus diperhatikan. Agar skripsinya lebih proper sebagai karya ilmiah, di samping bisa dipertanggungjawabkan secara objektif. Jadi, jangan merasa susah saat menulis skripsi. Tapi berpikir dan bertindaklah secara positif dan optimis saat bimbingan skripsi. Salam literasi!