Sahabat literasi, salam sehat selalu ya. Sekadar bertanya, pernahkah kita melihat orang yang belanja dan muter-muter shoping terasa lelah? Atau pernah lihat orang yamg ngobrol berjam-jam terasa letih? Mungkin jarang ya, seperti orang yang main gawai berjam-jam pun tidak pernah terlihat lelah. Hampir tidak ada capeknya. Mengapa? Karena merasa senang dan nikmat tiada tara.
Ada pula orang yang punya hobi berenang berjam-jam pun tidak terlihat lelah. Orang yang gowes dan lari pagi, tetap semangat tanpa rasa letih. Apalagi Pak Tani di sawah yang mencangkul, menandur hingga teriks matahari. Semuanya tidak terasa lelah. Jawabnya, karena merasa gembira dan bahagia
Jadi begitulah sahabat literasi. Seperti kita yang berkiprah di taman bacaan dan gerakan literasi. Juga tidak permah merasa lelah karena mengajal dan membimbing anak-anak yang membaca buku. Menata rak, mengklasifikasi buku bacaan hingga mengangkat kardus buku donasi orang baik. Saya sendiri merasakan, hampir tidak ada capeknya saat berada di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Setiap minggu datang dati Jakarta ke Bogor, mengurus taman bacaan. Membimbing anak-anak, membina gerakan berantas buta aksara, mengendarai motor baca keliling hinggga berdiskusi dengan wali baca dan relawan. Hampir tidak ada lelahnya, karena dilakukan dengan senang hati.
Jadi apapun, bila dilakukan sengan senang dan gembira pasti tidak terasa lelahnya. Tentu semua itu didasari komitmen dan konsistensi yang sepenuh hati, bukan setengah hati. Coba deh direnungkan, apapun yang dijalani tidak atas dasar rasa senang atau cuma setengah hati. Pasti berantakan alias tidak ter-urus. Kenapa? Karena tidak menyenanginya. Sesederhana itulah hidup. Akan baik bagi yang senang, akan buruk bagi yang benci.
Bila ditelusuri lebih jauh, maka seperti itu pula ibadah di jalan Allah SWT. Sama sekali tidak ada lelahnya bila sudah bercengkrama dengan Allah SWT. Saat sholat, zikir, mengaji atau tahajud pun tidak ada capeknya. Bayangkan Nabi Muhammad SAW, sakingnya senangnya ibadah sholat semalam suntuk sampai kakinya bengkak. Tapi tidak terasa oleh beliau, karena senang dan bahagia saat ibadah.
Maka siapapun, hanya rasa senang yang bisa melanggengkan apapun. Bekerja, bisnis, berdagang, bersosial, atau berkiprah di taman bacaan pun bila sudah senang tidak pernah terasa lelah. Sama seperti pembenci dan penggibah, karena senang pun tidak ada capeknya. Tiap hari hanya ngomongin dan ngurusin orang lain. Ya begitulah adanya. Nikmatnya lelah di taman bacaan, sama seperti orang yang hobi bergunjing.
Banyak orang pengen bahagia. Pasti dan pasti. Tapi sayang, tidak banyak orang yang senang atas apa yang dikerjakan dan dijalaninya. Pengennya instan dan berpangku tangan semata. Sedikit ikhtiarnya tapi ingin banyak hasilnya. Dan ujung semua itu, teruslah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Senangkan Allah maka Allah akan senangkan kita. Karena hanya Allah SWT yang paling tahu cara membahagiakan hamba-Nya.
Bahagia itu bukan di mulut. Senang pun bukan di ucapan. Pekerjaan, aktivitas, bahkan berdagang semuanya terlihat dari seberapa istikomah kita menjalaninya dalam kurun waktu yang panjang. Bukan sebentar ini sebentar itu. Berkah itu karena ridho Allah SWT maka anugerah-Nya tidak akan ada putus-putusnya. Mengalir terus dan selalu ada saja, asal tetap sabar dan syukur.
Maka ttaplah berbuat baik di mana pun, tebarkan manfaat kepada siapapun. Seperti berkoprah di taman bacaan. Memang berat untuk menjadi baik dan benar. Namun lebih berat lagi bila tidak baik dan tidak benar. Kerjanya hanya mengeluh dan menyalahkan orang lain, untuk apa?
Sejujurnya, siapapun tidak pernah cukup waktu untuk menikmati apa yang disenanginya. Apalagi bila sudah jadi jalan hidup seperti yang ditakdirkan Allah SWT. Sekalipun hanya menjadi pegiat literasi di taman bacaan.
Jamgan menunggu waktu dan sempurna untuk menjadi lebih baik. Jalani dan lalukan saja setiap yang baik dan bermanfaat. Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka