Ini sekadar cerita relawan taman bacaan. Di libur panjang kali ini, relawan TBM Lentera Pustaka “healing” ke Kawah Ratu di Kawasan Gunung Halimun Salak (10/5/2024). Sebagai relawan, mereka (Susi, Zhia, Resa, Farida, Dilla, Gina, Fadil,, Sabda) sehari-hari yang menjalankan aktivitas taman bacaan dan program literasi enam hari dalam seminggu. Tentu, didasari pengabdian yang tulus, ikhlas, dan sepenuh hati. Tanpa pamrih dan hanya berbuat baik sekaligus menebar manfaat kepada sesama. Apalagi saat ini TBM Lentera Pustaka mengelola 15 program literasi, dari TBM, KEPRA, GEBERBURA, KSP, MOBAKE, hingga literasi digital dan finansial, Pasti sibuk dan melelahkan!
Tapi relawan juga kan manusia. Apalagi anak-anak muda yang punya harapan untuk masa depannya. Tentu, mereka membutuhkan refreshing dan “keluar” dari aktivitas di taman bacaan, Apalagi sekarang, relawan TBM Lentera Pustaka punya kesibukan baru mengelola “Kopi Lentera”, kafenya literasi yang baru soft opening minggu lalu. Refreshing relawan TBM Lentera Pustaka ini sangat penting untuk menjaga semangat dan komitmen untuk berkiprah di taman bacaan. Sayangnya saya sebagai Pendiri TBM Lentera Pustaka tidak bisa ikutan. Selain lagi ada kerjaan juga bukan waktunya saya berada di TBM. Tapi sejujurnya, saya sanat bangga punya relawan yang loyal dan berdedikasi penuh TBM Lentera Pustaka. Saya selalu mendoakan, relawan TBM Lentera Pustaka selalu sehat wal afiat dan semakin berkah dalam hidupnya, Atas pengabdian dan aksi nyata di taman bacaan.
Untuk yang belum tahu, apa sih kawah ratu? Kawah Ratu adalah area kawah yang terbentuk akibat letusan Gunung Salak, yang terakhir kali terjadi pada tahun 1938. Luasnya sekitar 2 hektar, yang hingga saat ini masih mengeluarkan air dan uap panas serta gas belerang. Kawah Ratu memang sering dijadikan tujuan hiking atau pendakian, sebagai suatu fenomena alam yang menarik. Letaknya di Kawasan Wisata Gunung Halimun Salak (sekitar 30 menit dari TBM Lentera Pustaka dengan motor). Tapi untuk ke kawah Ratu butuh 3 jam hiking saat berangkat dan pulangnya 2 jam. Jadi, fisik dan mental memang harus siap. Oh hiya, kandungan belerang di Kawah Ratu bisa sangat tinggi, terkadan pengunjung dilarang untuk turun ke kawahnya. Itulah alasan relawan TBM Lentera Pustaka “healing” ke Kawah Ratu, pasti fresh dan memorable tentunya.
Kemabli ke soal relawan taman bacaan. Terus terang, saya bangga punya relawan yang berdedikasi di TBM Lentera Pustaka. Patut bersyukur. Karena relawan itu bertindak tanpa dibayar. Bukan karena mereka tidak berharga. Tapi justru mereka tidak ternilai harganya. Sementara banyak orang “mikir” jadi relawan karena tidak ada untungnya, tidak ada duitnya. Justru relawan TBM Lentera Pustaka mengabdi dengan tulus, mau berbuat baik di taman bacaan. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi ke anak-anak usia sekolah di kampung-kampung. Tentu apa yang dilakukan relawan manfaatnya, bukan untuk hari ini tapi untuk esok dan masa depan. Untuk menyelamatkan masa depan anak-anak kita, anak-anak generasi penerus Indonesia.
Maka jangan lagi bertanya, kenapa mau jadi relawan di taman bacaan? Namanya relawan ya harus rela, harus ikhlas berbuat untuk sesama. Kalau kita membaca sejarah, kapal atau bahtera Nabi Nuh AS dulu dibangun oleh para relawan. Untuk menyelamatkan kaum Nabi Nuh yang beriman. Memang perahu atau bahtera memang tidak berguna di saat tidak ada banjir atau air bah. Tapi begitu kejadian, hanya yang ada di perahu yang selamat, dan yang lainnya punah. Begitulah relawan taman bacaan bekerja, hanya menyiapkan “perahu” untuk masa depan, saat dibutuhkan anak-anak zaman now.
Jadilah relawan taman bacaan dan teruslah berkiprah, hingga waktu nan indah itu tiba. Atas kerja kemanusiaan relawan, pasti Allah SWT ridho pada relawan. Salam literasi #RelawanTBM #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen