Di sebuah desa kecil bernama Sukaluyu di kaki Gunung Salak Bogor, berdirilah sebuah taman bacaan bernama Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka. Awalnya TBM ini hanya punya 14 anak yang bergabung, akibat belum adanya akses dan kebiasaan membaca. Tapi setelah 8 tahun berjalan, kini TBM itu menjadi jantung literasi desa, tempat anak-anak membaca, tempat anak usia prasekolah belajar, kaum buta huruf, bahkan tempat singgah para relawan mengabdi untuk literasi.
Setiap Minggu pagi pukul 10.00 WIB, TBM Lentera Pustaka selalu menjadi tempat yang semarak. Suara membaca nyaring bergemuruh, senam literasi, doa literasi, dan salam literasi #BacaBukanMaen. Ada pula tawa anak-anak berpadu, sambil ngobrol atau bermain bersama. Ditambah lantunan dongeng dari wali baca membawa cerita baru yang terbenam di benak anak-anak. Ditambah motivasi dari relawan yang datang pun membuat suasana semakin semarak di sudut desa.
Hari itu, wali baca membacakan kisah “Si Gajah Kecil yang Berani” sambil memperagakan tokohnya dengan penuh energik. Anak-anak terduduk berbaris rapi di kursi tembok di kebun baca TBM Lentera Pustaka. Matanya berbinar-binar penuh imajinasi.
Di sudut kebun baca, para ibu yang mengantar anaknya mencermati dengan seksama. Dalam hatinya, bersyukur ada taman bacaan sehingga anaknya bisa punya aktivitas yang positif. Relawan lainnya pun menemani anak-anak yang tengah membaca buku untuk dibantu mengeja. Semarak dan membaca ternyata asyik lagi menyenangkan.
Tiba-tiba, seorang anak siswi SMP pun bertutur. “Ternyata membaca buku rame-rame itu asyik banget. Lebih seru daripada baca buku sendirian. Siapa sangka taman bacaan bisa mengubah cara saya memandang arti sebuah buku” tuturnya.
Siswi SMP yang rajin ke TBM Lentera Pustaka, awalnya pemalu dan jarang berbicara. Tapi kini tercatat sebagai salah satu anak pembaca aktif, selalu datang lebih dulu dari teman lainnya. Bahkan ia sering diminta membacakan buku cerita bergambar kepada adik-adiknya di TBM. Hanya belum sampai menirukan suara tokoh dalam cerita. Anak-anak tertawa riang, menyimak dengan penuh antusiasme dari setiap buku yang diceritakan.
Puncaknya adalah saat matahari beranjak naik, tepat di pukul 12.00 WIB, saat wali baca mengadakan kuis kecil tentang isi sebuah buku. Sorak-sorai dan tepuk tangan bergema saat seorang bocah bernama Danang berhasil menjawab pertanyaan tentang isi buku yang baru dibacanya, sambil mengambil hadiah souvenir dari taman bacaan.
Kini TBM Lentera Pustaka bukan sekadar tempat membaca. Ia telah menjelma menjadi ruang tumbuh bersama, sekitar 223 anak pembaca aktif yang berasal dari 4 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya, Sukajadi) di Kec. Tamansari. Di sanalah imajinasi anak-anak diasah, semangat belajar dibangkitkan, dan kebersamaan terajut melalui lembar demi lembar buku. Anak-anak yang terbiasa membaca buku, di tengah gempuran era digital.
Taman bacaan adalah jantung kreativitas anak yang masih tersisa di kampung-kampung. Masihkah kita belum percaya? #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen