Untuk reminder diri sendiri saja. Bahwa semua yang tinggi tidak harus dicapai dengan berjinjit. Tidak semua buah yang tinggi harus dipanjat. Terkadang cara terbaik untuk mencapainya adalah dengan bersujud. Bila niatnya ada, ikhtiarnya sudah maka selebihnya bersujud. Sambil meyakini dalam hati bahwa hadiah terbaik adalah apa yang kita miliki sekarang. Dan takdir terbaik adalah apa yang kita jalani hari ini.
Maka apapun yang terjadi dan dialami, tetaplah huznuzon terus pada Allah SWT. Pahit dan manis itu sudah menjadi bagian hidup manusia. Suka dan duka pun selalu silih brrganti. Ada yang susah di masa lalu, tapi senang di masa sekarang. Atau ada yang cantik di masa lalu, tapi jeleknya bukan main. Ya begitulah adanya, ucapkan saja “Alhamdulillah”.
Sejatinya, masa lalu itu untuk membuktikan bahwa tidak orang yang sempurna. Sementara masa depan itu untuk membuktikan bahwa setiap orang bisa berubah. Jadi, jangan menghakimi orang atas masa lalunya. Jangan pula memuja-muji manusia saat ini, karena kita tidak tahu esok akan seperti apa?
Masa lalu sudah pergi, maka jangan bermukim di dalamnya. Tidak ada satu pun orang yang bisa mengubah masa lalunya. Masa lalu yang indah, masa kemarin yang lebih banyak buruknya atau penuh penyesalan.l tidak bisa diputar kembali. Semua sudah jadi kenangan. Bila ada khilaf, salah atau dosa hanya jadi bukti bahwa manusia tidak ada yang sempurna. Namun sepanjang Allah SWT masih memberikan nafas, usia, dan kesehatan dengan payung iman, kita masih memiliki kesempatan untuk meremda masa depan yang lebih baik. Untuk selalu berubah, memperbaiki diri, dan melakukan yang terbaik. Kapanpun dan dimanapun.
Teruslah berbuat baik dan tebarkan manfaat. Jangan peduli atas cerita buruk yang dibuat orang yang membenci kita. Karena toh, mereka bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Ketahuilah, “Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, (yaitu) barang siapa berbuat kejahatan di antara kamu karena kebodohan, kemudian dia bertobat setelah itu dan memperbaiki diri, maka Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al-An’am: 54).
Maka salah satu cara untuk menjadi lebih baik. Adalah kerjakan apapun yang baik dan bermanfaat untuk orang banyak. Jangan pedulikan penilaian orang lain. Cukup diam dan sabar dalam taat dan doa kepada-Nya. Terus ikhtiar untuk memperbaiki diri, hingga segala yang indah akan datang dengan sendirinya. Seperti itulah yang dijalani pegiat literasi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Menjadikan taman bacaan sebagai ladang amal semua orang.
Karena semua yang tinggi tidak harus dicapai dengan berjinjit. Terkadang cara terbaik untuk mencapainya adalah dengan bersujud. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka