Padi yang dipanen hari ini aja, tidak mungkin ditanam kemarin sore. Begitu pula anak-anak yang membaca buku hari ini pun tidak mungkin besok jadi insinyur atau dokter.
Padi yang sudah ditanam dan tumbuh aja, masih diserang hama. Apalagi anak-anak yang membaca buku di era digital, pasti “hama”-nya juga banyak, gangguan akan selalu ada.
Padi yang dibajak pakai traktor pun masih bisa gagal panen. Apalagi anak-anak yang memvaca buku, pasti mudah dipengaruhi untuk tidak membaca lagi, sehingga gagal dan tidak punya masa depan.
Maka petani itu cuma ikhtiar, bukan berdiam diri. Agar bisa panen pada waktunya. Begitu pula di anak-anak di TBM Lentera Pustaka Bogor, hanya ikhtiar untuk membiasakan baca buku. Agar anak-anak kita lebih baik pada waktunya. Agar punya kegiatan yang positif, dan berharap cita-cita indahnya bisa tercapai. Biarkan mereka berjalan apa adanya di taman bacaan, dan kita cukup melakukan yang bisa dilakukan. Memfasilitasi buku bacaan, membimbing baca, hingga memotivasi untuk rajin membaca.
Bersikap realistis dan apa adanya, begitu sikap petani dan anak-anak di taman bacaan. Selalu ikhtiar dan berdoa yang bail. Tetap sabar menjalani apapun yang harus dijalani, tetap fokus pada tujuan bukan gangguan. Tidak perlu ada yang dikeluhkan, karena setiap cobaan datang untuk memperkuat siapapun dalam menggapai harapan.
Sampai hari ini, petani dan anak-anak di taman bacaan masih meyakini. Bahwa setiap permulaan pasti ada ujungnya. Setiap kepahitan ada manisnya. Setiap penderitaan pasti ada bahagianya. Dan setiap kegelapan pasti ada terangnya. Seperti setelah malam pasti ada pagi yang terang. Asal pantang menyerah saat menjalaninya dan tetap ikhlas menghadapi apapun. Jadilah literatSalam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka