Survei terbaru dana pensiun menyebut 55% pekerja biasa di Jabodetabek tidak yakin bisa memenuhi biaya hidup di masa pensiun dan 45% yakin dapat memenuhi biaya hidup. Kondisi ini dapat dinyatakan 1 dari 2 pekerja biasa di Jabodetabek tidak yakin bisa meraih kemandirian finansial di hari tua. Tingkat keyakinan (confidence level) ini bisa menjadi ukuran seberapa yakin pekerja terhadap kondisi masa pensiunnya sendiri, di samping adanya potensi pekerja mengalami kemiskinan di usia tua.
Data itu diperoleh dari survei “Tingkat Kesiapan Pensiun Pekerja Biasa di Jabodetabek” yang dilakukan Syarifudin Yunus, edukator dana pensiun LSP Dana Pensiun sekaligus Ketua Dewan Pengawas DPLK Sinarmas Asset Management terhadap 100 pekerja biasa di Jabodetabek pada Agustus 2025 melalui survei dan wawancara. Adapun responden pekerja terdiri dari: 80% pekerja formal seperti guru, pegawai swasta, staf dan 20% pekerja informal seperti wirausaha, driver ojol. Dari rentang usia, respponden terdiri dari: 72% berusia di bawah 30 tahun, 23% berusia antara 30—40 tahun, dan 5% berusia di atas 40 tahun.
Menariknya dari survei ini, ketidak-yakinan pekerja untuk memenuhi biaya hidup di hari tua disebabkan oleh a) karena penghasilan sekarang terlalu pas-pasan sehingga sulit untuk menyisihkan untuk tabungan pensiun, b) tidak tahu gambaran kebutuhan berapa biaya hidup yang diperlukan di masa pensiun, dan c) adanya lonjakan biaya hidup dan inflasi harga barang yang menjadi kebutuhannya. Karena itu, pekerja merasa khawatir akan masa pensiun, di samping merasa kenaikan harga barang bisa lebih besar dari kenaikan upah yang diterimanya. Akibatnya, pekerja merasa biaya hidup di masa pensiun dianggap terlalu besar untuk disiapkan. Akhirnya, cara pandang yang dpilih urusan pensiun nanti saja.
“Data survei saya, 55% pekerja biasa atau pekerja kebanyakan tidak yakin bisa hidup nyaman di masa pensiun. Tapi 97% dari mereka sadar dan mau menyisihkan iuran untuk pensiun sekitar Rp. 100 ribu s.d. Rp. 500 ribu. Banyak pekerja tidak paham tentang dana pensiun. Inilah tantangan utama dana pensiun khususnya DPLK di Indonesia sebagai kado HUT ke-80 RI” ujar Syarifudin Yunus dalam rilisnya di Jakarta (16/8/2025).
Atas temuan kondidi pekerja di hari tua, Syarifudin Yunus merekomendasikan beberapa langkah untuk menbuat pekerja menjadi yakin dalam mempersiapkan masa pensiunnya sendiri, di antaranya: 1) harus berani evaluasi kondisi keuangan saat ini dengan memproyeksi, “kalau saya pensiun di usia X, dengan biaya hidup Y, tabungan saya tahan berapa tahun?”, 2) mulai siapkan rencana pensiun dengan menjadi peserta DPLK (misalnya dengan iuran 1–3% dari gaji tiap bulan), di samping mengurangi utang konsumtif, 3) sesuaikan gaya hidup dengan hidup lebih hemat seperti gaya hidup di masa pensiun yang tidak punya gaji lagi, 4) tingkatan literasi dana pensiun berbandung lurus dengan literasi daya hidup, dan 5) mulai ikut menjadi peserta DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) untuk kesinambungan penghasilandi hari tua. Intinya bila merasa tidak yakin, pekerja jangan diam tapi mulai membuat penyesuaian dengan menabung untuk masa pensiun.
Nah, salah satu cara yang bisa dilakukan pekerja adalah mengikuti program pensiun iuran pasti (PPIP) di DPLK. Dengan iuran semampunya setiap bulan maka pada saat pensiun akan memperoleh “uang pensiu” hasil dari akumulasi iuran dan hasil pengembangannya selama menjadi peserta DPLK. Sebab manfaat pensiun di DPLK sangat bergantung pada a) lamanya menjadi peserta, b) besarnya iuran yang ditabung, dan c) hasil investasi yang diperoleh. Sedangkan manfaat utama pekerja menjadi peserta DPLK adalah 1) adanya kepastian dana untuk hari tua, 2) adanya hasil investasi yang optimal selama jadi peserta, 3) ada keringanan pajak pada saat manfaat pensiun dibayarkan, 4) terbebas dari beban psikologis – ketakutan akan masa pensiun dan 5) lebih siap untuk memasuki masa pensiun.
Harus diakui, manfaat dana pensiun memang tidak terlihat dalam waktu singkat. Karena dana pensiun memang didedikasikan sebagai produk keuangan yang menjadi solusi hari tua, untuk mencapai kemandirian finansial di masa pensuiun. Namun dana pensiun pasti memberi keamanan dan kenyamanan pekerja di hari tua. Maka untuk membantu pekerja menyiapkan masa pensiun diperlukan dua hal yaitu 1) edukasi yang masif dan 2) akses digital untuk membeli DPLK. Karena hari ini sosialisasi dan promosi tentang pentingnya dana pensiun tergolong minim. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDanaPensiun #DPLKSAM