Taman Bacaan Jangan Mengingkari Takdirnya

Sebagai wujud dukungan pentingnya kolaborasi dalam gerakan literasi dan aktivitas taman bacaan, Nirwan Ahmad Arsuka, Pendiri Pustaka Bergerak (PBI) hari ini berkunjung ke Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor (26/4/2023). Selain untuk koordinasi jelang peluncuran “Motor Pustaka” hibah PBI, Kemdikbud RI, Dana Indonesiana, dan LPDP ke TBM Lentera Pustaka pada 21 Mei 2021 nanti, kunjungan ini juga sekaligus berdiskusi untuk memacu semangat juang dalam menyediakan akses bacaan ke anak-anak di kampung-kampung kecil.

 

“Selain silaturahim ke taman bacaan yang keren di kaki Gunung Salak ini, saya juga berdiskusi tentang pemanfaatan motor pustaka yang dihibahkan ke TBM Lentera Pustaka. Sebagai wujud dukungan nyata terhadap gerakan literasi di Indonesia, untuk terus bergerak sediakan akses bacaan” ujar Nirwan Ahmad Arsuka di Bogor hari ini.

 

Diterima oleh Syarifudin Yunus (Pendiri TBM Lentera Pustaka), Susi, Dilla, Zhia (Wali Baca), dan Resa, Farida, Sabda (relawan), diskusi ringan literasi dilakukan di kebun baca, di rooftop baca, dan ruang baca utama TBM Lentera Pustaka. Kunjungan Pendiri Pustaka Bergerak Indonesia ini menjadi bukti pentingnya kolaborasi dalam gerakan literasi. Takdir taman bacaan bukan hanya sediakan akses bacaan tapi harus ada kolaborasi. Karena terlalu besar tantangan gerakan literasi di Indonesia. Tanpa adanya kolaborasi maka sulit dapat bertahan atau mencapai tujuan literasinya.

 

Dalam suasana rileks dan cair, diskusi makin hangat saat Nirwan Ahmad Arsuka ikut “test food – mie lentera” karya relawan TBM Lentera Pustaka yang akan membuka usaha kecil-kecilan berupa “Kopi Lentera”, kafe bernuansa literasi yang siap di-launching pada akhir Mei 2023 ini. Nirwan juga menyerahkan buku “Pidato Kebudayaan – Percakapan dengan Semesta” kepada Resa, relawan TBM Lentera Pustaka. Suasana cair dan rileks terlihat jelas dalam diskusi literasi kali ini.

Dalam kesempatan ini, Syarifudin Yunus (Pendiri TBM Lentera Pustaka) menegaskan pentingnya taman bacaan jangan mengingkari takdinya. Takdir untuk konsisten dalam menyediakan akses bacaan, baik di taman bacaan maupun motor pustakan yang bergerak ke kampung-kampung. Selain itu, takdir taman bacaan pun harus terlibat dalam kolaborasi. Selalu mau bersinergi untuk memajukan gerakan literasi, tanpa memandang aliansi atau organisais rujukan apapun. Karena sejatinya, literasi adalah “kerja bersama” semua orang, semua pegiat yang peduli terhadap penyediaan akses bacaan bukan hanya membangin minat baca.

 

Pegiat literasi di taman bacaan, patut memahami. Bahwa apapun yang dilakukan taman bacaan npasti ada kendalanya. Maka saat berliterasi harus punya mentalitas yang pantang menyerang, di samping sikap militan untuk bergerak sediakan akses bacaan. Taman bacaan dan literasi tidak cukup hanya bermodalkan idealism semata. Tapi harus punya komitmen dan konsistensi. Agar tetap eksis dan bermanfaat bagi pengguna layanannya.

 

Melalui aktivitas yang konsisten, pada akhirnya pegiat literasi di taman bacaan akan menemukan jalannya sendiri. Karena literasi adalah jalan bukan tujuan. Agar terus bergerak menebar kebaikan dan akses bacaan yang berkualitas untuk anak-anak Indonesia. Salam bergerak!

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *