Namanya juga membaca, pasti banyak tantangannya. Giliran mau baca, tiba-tiba kawan datang malah ngajak ngobrol. Giliran melangkahkan kaki ke taman bacaan, tiba-tiba hujan. Bahkan sudah niat membaca pun, bisa jadi buku bacaannya tidak tersedia. Akhirnya gagal membaca. Ya begitulah, tantangan orang yang membaca buku.
Ada lagi yang bertanya, untuk apa membaca buku? Kan semuanya sudah ada di google. E-book sudah banyak tersedia. Apa masih berguna membaca buku secara manual? Agak susah sih dijelaskan. Karena harus bahasa soal internet, soal budaya, soal daerah, atau soal kesadaran membaca itu sendiri. Akhirnya, kita terjebak pada diskusi dan perdebatan soal membaca buku. Terus, kapan bacanya?
Terlepas dari soal itu semua, akhirnya TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor pun bersikap. Bahwa membaca buku itu hanya untuk menjaga keseimbangan. Seimbang antara main dan membaca, seimbang antara sekolah dan membaca, bahkan seimbang antara di rumah dan di taman bacaan. Makanya tempat membaca harus dibikin asyik dan menyenangkan. Spirit itulah yang dipegang TBM Lentera Pustaka selama 7 tahun berjalan hingga sekarang.
Soal membaca bikin cerdas, anak yang bisa mencapai cita-cita itu bukan urusan taman bacaan. Tapi urusan pribadi masing-masing dengan Allah SWT. Kan memang tidak semua orang yang sekolah tinggi harus jadi pejabat? Pejabat, orang sukses, orang kaya itu terbatas. Terlalu banyak variabelnya, bila mau dibahas.
Membaca buku di taman bacaan itu soal perjuangan. Soal komitmen dan konsistensi terhadap jadwal membaca. Sehingga terbentuk kebiasaan membaca. Perilaku yang rutin untuk membaca, mau seminggu 3 kali atau 2 kali tidak masalah. Asal membaca, bukan hanya ngobrol atau diskusi. Karena biar bagaimanapun, membaca adalah perbuatan bukan pelajaran. Ayo membaca sekarang!
Karenanya, saat membaca buku atau di taman bacaan pasti banyak tantangannya. Bahkan banyak komentar dan cemoohan. Jadi terus saja berjuang untuk membaca.
Jangan habiskan waktu dan tenaga kita untuk menanggapi orang-orang yang berkomentar tidak baik tentang segala ikhtiar kita atau tentang taman bacaan.
Sejatinya, ocehan negatif atau tantangan membaca disebabkan karena banyak orang tidak tahu tentang perjuangan di taman bacaan. Tidak tahu setinggi apa tujuan taman bacaan dan sesulit apa perjalanan yang harus ditempuh?
Taman bacaan cukup terus berkiprah. Tanpa perlu menjelaskan kepada siapapun. Karena jatuh bangun taman bacaan adalah tanggung jawab pengelolanya, tanggung jawab pegiat literasi yang ada di dalamnya. Kira-kira begitu … Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen