Orang bijak sering bilang, ‘usaha tanpa doa adalah sombong dan doa tanpa usaha adalah bohong’. Dan ada benarnya, karena usaha dan doa memang saling melengkapi. Sama pentingnya antara ikhtiar dan doa, seperti yang dilakukan di TBM Lentera Pustaka. Selalu berjuang seimbangkan antara ikhtiar dan doa, antara kenyataan dan harapan.
Tidak muluk-muluk, doa di TBM selalu dipanjatkan. Karena kita sadar sebagai makhluk yang lemah. Tidak bisa apa-apa tanpa pertolongan-Nya. Hanya doa yang bisa dipanjatkan setelah ikhtiar di TBM Lentera Pustaka. Selebihnya, terserah Allah mau berikan apa dan menjadikan gimana?
Mengangkat tangan dan menyerahkan sepenuh hati, saat berdoa di TBM Lentera Pustaka. Karena, “Berdoalah kepada Allah dalam keadaan kalian penuh keyakinan do’a itu akan dikabulkan, Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak mengabulkan do’a dari hati yang lalai dan berpaling” (HR. Tirmidzi)
Doa itu bukti prasangka baik seorang hamba kepadanya. Maka di TBM Lentera Pustaka, doa sudah jadi tradisi. Ada doa literasi, ada sholawatan sebelum mulai aktivitas membaca, dan doa bersama anak-anak yatim dan jompo binaan. Maka berdoalah selalu setelah ikhtiar. Tanpa rasa angkuh dan prasangka buruk kepada-Nya. “Aku tergantung pada prasangka hambaKu kepadaKu” (HR. Bukhari Muslim).
Doa dan doa, pada lisan yang berucap ada hati yang berharap. TBM Lentera Pustaka, dari berdiri hingga kini, adalah bukti berjalan dari kekuatan doa. Dan dalam doa, lebih baik memiliki hati tanpa kata-kata daripada kata-kata tanpa hati. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #TamanBacaan