Tips Melawan Orang Kepo di Taman Bacaan

Jangan suka kepo dengan urusan orang lain. Apalagi urusan itu tidak ada faedahnya.  Selain terbuang waktunya sia-sia, manusia kepo itu hanya sibuk hati dan pikiran untuk hal yang tidak penting.

 

Hari gini, manusia kepo bisa jadi bertebaran di mana-mana. Orang-orang yang kerjanya mau tahu urusan orang, Kerjanya mengintip laju orang lain. Memata-matai orang lalu bikin gosip dan berita bohong. Apalagi di tengah PPKM darurat akibat Covid-19. Manusia kepo kian liar. Orang meninggal dunia karena sakit, bilangnya karena Covid-19. Oksigen langka karena tabung-nya yang terbatas dibilang oksigen-nya yang langka. Bahaya sekali manusia kepo.

 

Hidup siapa pun. Suka tidak suka, kian dikelilingi orang-orang yang suka kepo.  Kaum yang pengen tahu apa saja, hingga ke hal-hal yang sangat pribadi. Dari mulai teman, tetangga, saudara, bahkan orang yang cuma sekadar kenal doang. Manusia kepo itu muncul dalam berbagai varian, seperti wabah Covid-19.

Manusia kepo itu aneh. Dia tidak tahu banyak tentang orang lain. Lalu, dia bertanya kepada orang lain yang belum tentu benar.  Kemudian, berasumsi sesuai perasaannya. Diolah sedikit dengan pikirannya, lalu disimpulkannya sendiri. Anehnya, manusia kepo itu tidak pernah bertanya kepada orangnya langsung. Entah, apa yang meracuni pikiran dan perilaku si manusia kepo? Tapi saat dikomplian, si manusia kepo bilang sebagai wujud kepedulian. Makin aneh saja manusia kepo. Ngelahiri tidak, nyekolahin tidak, ngasih makan tidak. Tapi sibuk ngurusin orang lain.

 

“Ehh, si anu sekarang kerja di mana?”. Ngomong-ngomong, si anu udah nikah apa belum sih?. Itu duitnya dari mana ya?. Begitulah kira-kira taktik manusia kepo saat memulai obrolannya. Tentu, teman ngobrol-nya juga manusia kepo. Orang-orang yang tidak pernah baca buku, gemar gosip, dan suka ngurusin orang lain.

 

Ketahuilah, manusia kepo itu semua niat dan motifnya jelek. Manusia kepo lupa, apa yang dilakukannya (dalam Islam) tergolong “tajassus”. Yaitu mengorek-orek berita atau memata-matai orang lain. Makanya tajassus atau kepo itu dilarang. Aneh lagi manusia kepo. Dilarang malah dilakukan. Sementara sholat dan ibadah diperintah, malah tidak dilakukan.

 

Berhadapan dengan manusia kepo itu menyebalkan. Kadang, manusia kepo pun sulit dihindari. Dia ada di mana-mana. Maka harus punya cara tersendiri saat menghadapi manusia kepo. Saat bertemu manusia kepo, setidaknya hadapi dnegan cara ini:

 

  1. Sedikitkan waktu berhubungan dengan orang kepo.
  2. Abaikan orang-orang kepo yang ada di dekat kita.
  3. Sering-sering ubah topik dan aktivitas yang dipantau orang kepo.
  4. Tunjukkan bukti dengan perbuatan, jangan ladeni omongan dengan omongan
  5. Tetaplah bersikap baik

 

Jadi, manusia kepo itu tidak usah digubris. Barkan waktu yang akan membuktikannya. Bila perlu bikin orang-orang kepo sampai capek sendiri. Bahwa apa yang dilakukannya itu sia-sia dan tidak ada manfaat sama sekali. Karena memang orang kepo itu lebih senang “melihat ke luar” daripada “menengok ke dalam” Lebih suka ngurusin orang lain daripada urus dirinya sendiri.

 

Manusia kepo lupa. Bahwa Allah SWT membenci tiga perkara: 1) bergosip (qiila wa qaala), 2) menyia-nyiakan harta, dan 3) banyak bertanya“. Sebab itulah, manusia kepo lupa muhasabah diri, lalai untuk introspeksi diri. Kenapa bisa kepo? Karena mereka senang bergunjing, gemar bergosip sambil ngomongin orang, bahkan suka mengungkap aib orang lain. Dan yang pasti, manusia kepo itu tidak pernah membaca buku dan sedikit sekali mengaji.

 

Sampai kapan pun, manusia kepo tidak akan pernah kelar dengan dirinya sendiri. Sehinga banyak tanya dan mau tahu saja urusan orang lain. Dalam hal apa pun, soal siapa pun. Oleh karena itu, taman bacaan di mana pun harus hadir. Selain untuk tegakkan tradisi baca dan budaya masyarakat. Sekaligus jadi “lawan tanding” dari manusia-manusia kepo.

 

Dan terakhir, saat bertemu manusia kepo. Katakan “Tidak usah ngurusin hidup orang lain. Hidup elo saja berantakan. Tapi kalau mau ngurusin hidup orang, jangan tanggung-tanggung. Sekalian urusin baju kotor, makan minum, dan bayar token listrik biar sempurna”. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #LiterasiKepo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *