Universitas Bung Karno Edukasi Literasi Finansial ke Mahasiswa, Hindari Pinjol Mulai Menabung

Bertajuk “Pentingnya Merencanakan Keuangan Untuk Masa Depan” mahasiswa FISIP Prodi Ilmu Komunikasi Semester 6 Universitas Bung Karno (UBK) menggelar seminar literasi dan inklusi keuangan di Kampus Kimia Jakarta (10/6/2024). Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahahan kepada generasi muda, khususnya mahasiswa akan pentingnya mencapai tujuan keuangan di masa depan, termasuk untuk menghindari pinjol dan investasi bodong.

 

Dibuka oleh Franky Paulus S.T. Roring, S.I.P., M.Si. (Dekan FISIP UBK) dan dihadiri 75 mahasiswa UBK.  Turut hadir di acara ini Galuh Sukmaranti, S.Ikom., M.Si (Kaprodi Ilmu Komunikasi), Yoan (Ketua Panitia), dan Kuntoro (Koordinator Acara).  Bertindak sebagai Narasumber Syarifudin Yunus, Direktur Eksekutif dan Edukator Dana Pensiun Asosiasi DPLK yang mengajak mahasiswa mulai berani mengelola keuangan secara terintegrasi dan terencana, seperti di masa bekerja nanti, untuk pernikahan, investasi dan dana pensiun.

Agar nantinya, para mahasiswa terhindar dari masalah keuangan dan mampu investasi untuk masa depan yang lebih berkualitas.

 

“Kegiatan literasi finansial ini sangat penting. Agar mahasiswa paham sejak dini cara mengelola uang. Jangan hanya wirausaha tapi tidak paham mengelola uangya. Selain bisa terhindar dari pinjol, literasi ini kita jafi tahu produk investasi yang tepat di masa depan. Harapan saya, kegaiatan literasi finansial seperti dapat dilakukan secara rutin” ujar Franky Paulus S.T. Roring, S.I.P., M.Si. (Dekan FISIP UBK)

 

Faktanya, sebagian besar generasi milenial cenderung memiliki gaya hidup yang lebih boros, sulit menabung serta tidak mempedulikan investasi yang produktif untuk masa depan. Belum lagi untuk mempersiapkan dana untuk keperluan darurat atau saat sakit. Maka wajar, tidak sedikit mahasiswa yang terjebak pinjol dan akhirnya mengalami masalah keuangan. Karena itu, kegiatan literasi finansial di kampus UBK dilakukan sebagai edukasi agar mahasiswa memiliki tujuan dan rencana keuangan yang jelas. Membeli apapun berdasarkan kebutuhan bukan keinginan.

 

Oleh karena itu, Syarifudin Yunus dalam pemaparannya, menjelaskan tips sederhana untuk merencanakan tujuan keuangan dengan formula 50:30:20 dari pemasukan yang dimiliki setiap bulannya. Yaitu 50% untuk biaya hidup sehari-hari, 30% gaya hidup atau hobi, dan 20% untuk tabungan atau investasi. Sebagai generasi muda, mahasiswa harus mulai membuat perencanaan keuangannya sendiri.

 

“Saya apresiasi kegaitan literasi finansila FISIP UBK ini, agar mahasiswa mampu menentukan tujuan keuangannya sendiri. Berani untuk menabung dan berhemat, skaligus menghindari utang apalagi pinjol. Tujuan keuangan masa depan penting dirumuskan, mau seperti ap akita nanti setelah bekerja atau di hari tua?” kata Syarifudin Yunus dalam presentasinya.

 

Mahasiswa FISIP UBK pun sangat menyambut antusiasi kegiatan literasi finansial ini. Terbukti dari pertanyaan yang diajukan dan berbasis realitas yang dialaminya masing-masing. Sehingga timbul kesadaran untuk mempersiapkan tujuan keuangan yang lebih baik lagi masa depan. Karena prinsipnya, tujuan keuangan di masa depan adalah ketika tidak ada celah antara rencana dan aksi nyata dalam mengelola keuangan. #LiterasiFinansial #MahasiswaUBK #EdukatorDanaPensiun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *