Bila Cinta Keluarga, Harus Punya Dana Pensiun untuk Hari Tua

Banyak orang masih melihat manfaat dana pensiun hanya sebatas angka. Yang ditanya, berapa ROI-nya? Kalau saya jadi peserta DPLK hari ini, nanti saat pensiun dapat uangnya berapa? Bahkan banyak skeptis, menganggap pensiun masih lama dan belum waktunya dipersiapkan. Kita sering lupa, dana pensiun bukan soal angka. Tapi di balik angka itu, ada komitmen untuk hari tua, tanggung jawab, cinta, dan keberlanjutan hidup di saat kita tidak bekerja lagi.

Manfaat dana pensiun, tentu bukan hanya tentang berapa besar nilainya nanti. Tapi tentang kesinambungan penghasilan di hari tua, tentang siapa yang akan bisa hidup layak di masa pensiun? Siapa yang gaya hidupnya bisa terjaga, bahkan siapa yang masih bisa menyekolahkan anak ke perguruan tinggi? Siapa yang masih punya tanggung jawab di hari tua tapi tidak mengorbankan beban ekonimi kepada keluarga atau anak-anak kita?

 

Saat kita tidak bekerja lagi, saat kita sudah pensiun, bahkan saat kita meninggal dunia. Tentu, maunya biaya hidup dan urusan rumah tidak berhenti. Cicilan bila masih ada tetap terbayarkan. Bahkan bila anak masih kuliah, masih tetap bisa berlanjut hingga wisuda. Di situlah, pentingnya dana pensiun untuk seorang pekerja.

 

Selagi masih bekera, mungkin setipa orang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Tapi di saat pensiun dan tidak punya gaji lagi, dari mana untuk mempertahankan standar hidup keluarga? Jadi, keseharian dan mimpi keluarga kita di saat kita pensiun tetap berjalan atau terhenti, semuanya tergantung pada perencanaan hari tua yang kita siapkan di hari ini.

 

Dana pensiun, khususnya DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) bukan sekedar angka. Tapi untuk melanjutkan kehidupan kita dan keluarga di hari tua tetap berjalan. Memang, dana pensiun bekerja dalam diam dan tidak terlihat. Tapi tetap setia menjalankan perannya “untuk menjaga kesinambungan penghasilan di masa pensiun” sebagai bentuk tanggung jawab dan cinta kita kepada pasangan, anak dan keluarga. Bentuk kasih sayang yang konkret dan tidak ikut hilang di saat kita tiada.

 

Sederhana sekali di dana pensiun, besar kecilnya nilai manfaat pensiun tergantung pada besaran iuran, hasil investasi, dan lamanya menjadi peserta. Biar iurannya besar dan hasil investasinya gede tapi masa kepesertaan di bawah 5 tahun, tentu saja nilai manfaat pensiun tidak optimal. Karenanya, dana pensiun harus dilihat sebagai “jaminan penghasilan” di masa pensiun saat tidak bekerja lagi. Semakin muda menjadi peserta dana pensiun semakin baik, karenasetoran iuran semampunya, hasil investasi bersifat jangka panjang, dan jadi peserta tergolong lama.

 

Sebab siapapun yang menjadi peserta dana pensiun, khususnya DPLK berarti sedang mempersiapkan kesinambungan penghasilan di hari tua, berhak mendapat hasil investasi yang optimal, dan bisa mandiri secara finansial di masa pensiun. Dan dana pensiun adalah bentuk tanggung jawab dan cinta kita di masa pensiun terhadap keberlanjutan hidup di masa pensiun, saat kita tidak punya gaji lagi.

 

Maka dana pensiun tidak bisa dilihat hanya sekadar angka. Jangan pula menganggap remeh karena masih muda, apalagi skeptis terhadap hasil investasi semata. Justru dana pensiun menjadi tanggung jawab realistis yang bisa kita lakukan selagi masih bekerja. Hari ini bisa saja kita sudah siapkan rumah, kendaraan, bahkan jalan-jalan bersama keluarga. Tapi esok saat kita pensiun, apa masih bisa dilakukan?

 

Karena tanggung jawab dan cinta pada keluarga bukan hanya soal kita hadir di hari ini. Tapi memastikan standar hidup keluarga dan orang-orang yang kita cintai  tetap terjaga saat kita tua nanti, saat kita sudah pensiun. Bahkan bahkan saat kita tidak lagi bisa memeluk mereka secara langsung suatu waktu nanti. #YukSiapkanPensiun #EdukasiDPLK #DanaPensiun

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *