Nggak tahu kenapa, orang kantoran banyak yang sok tahu. Terlalu gampang nge-judge orang, doyan menghakimi orang lain. Katanya orang kantoran profesional, katanya pendidikannya tinggi. Ternyata, otak nya nggak sesuai dengan tempat kerjanya. Akhlak-nya nggak sebanding dengan pekerjaannya. Sok tahu memang orang kantoran, seolah semua yang ada di pikirannya selalu benar. Kasihan juga ya orang kantoran.
Kita sering lihat bahkan alami sendiri. Orang kantoran, terlalu gampang menilai orang. Tanpa sadar tanpa konteks, sering memvonis orang lain.
Ada orang lain pulangnya on time, cepat waktu. Dibilang nggak loyal, sok sibuk di rumah. Padahal temannya pulang cepat karena malamnya mau narik ojol lagi demi bantu ekonomi orang tuanya.
Ada teman ke kantor, bajunya sederhana dan itu-itu lagi. Dibilang nggak punya uang, nggak niat kerja. Malu sama kantor, katanya. Padahal dia lagi nabung untuk ngajak anak istrinya rekreasi akhir tahun.
Tentu masih banyak lagi. Nggak ikut nongkrong, dibilang sombong. Nggak suka ngimpul, dibilang penyendiri. Bahkan bisa jajan mahal juga dibilang kaya lo!
Kira-kira begitulah orang kantoran. Setting-nya jelas di kantor. Kalau pekerjaan sih relatif, kadang berat kadang enteng. Tapi masalahnya, orang kantoran itu ternyata terlalu gampang ber-asumdi, mudah berprasangka sehingga gampang nge-judge orang lain. Orang kantoran sering kehilangan konteks, nggak jelas yang dibahas. Banyak orang kantoran lupa, mereka itu nggak tahu banyak ceriat di balik hidup orang lain. Itulah sebab orang kantoran jadi sok tahu. Terlalu gampang menilai orang lain!
Emang apa sih yang diketahui orang kantoran? Kecuali jam datang, jam pulang, jam makan siang, cara bekerja, cara bicara, dan cara berpakaian. Terus apa lagi yang ditahu orang kantoran tentang temannya sendiri? Nggak ada, dan nggak peduli juga kan.
Yang jelas, orang kantoran nggak pernah tahu. Tentang tanggung jawab temannya di rumah, perjuangan temannya setelah jam kerja. Kondisi ekonominya seperti apa? Bahkan beban pikiran dan mental temannya sendiri pun, orang kantoran nggak pernah tahu. Jadi sederhananya saja, orang kantoran nggak usah sok tahu. Memangnya kita siapa? Ngasih makan nggak, nyekolahin nggak. Tapi giliran ngomong, seenak udelnya aja. Sok tahu orang kantoran.
Mungkin, orang kantoran banyak yang nggak tahu. Banyak orang resign atau mengundurkan diri dari kantornya bukan karena soal kinerja, bukan karena pekerjaannya berat. Tapi karena lingkungan kantornya toxic, karena teman kerjanya racun. Ego dan prasangka sering membabi buta. Ehh, pas dikasih tahu yang benar malah ngeyel. Tidak sedikit loh orang kantoran yang aroran dan subjektif banget.
Pesannya sederhana. Kalau kerjanya di tempat keren, kantornya mentereng, apalagi posisinya oke. Orang kantoran nggak usah sok tahu. Jangan banyak komentar tentang teman kerja atau orang lain. Berhenti gosip, apalagi gibah. Nggak usah menyangka orang lain, beginilah begitulah. Orang kantoran nggak usah banyak omon, fokus saja ke hasil kerja!
Oarang profesional itu bukan yang paling gampang menilai orang lain. Profesional itu bukan orang yang tahu sedikit tapi omong banyak. Profesional itu bukan orang yang dikasih jabatan sekarang tapi kerjanya menyalahkan masa lalu. Justru profesional itu yang tetap hormat walau tidak tahu banyak. Tetap saling menghargai meski tidak tahu cerita lengkapnya.
Ingat ya orang kantoran. Kita semua datang ke kantor dengan alasan yang berbeda. Motif kerjanya pun beda-beda. Tapi ada satu hal sama, bahwa semuanya yang di kantor sedang berjuang untuk dirinya sendiri dan orang-orang tercintanya di rumah. Lagi berjuang untuk hidupnya masing-masing, bukan untuk menilai orang lain. Masih sama-sama kerja saja banyak omong dan sok tahu, apalagi jadi pengusaha?
Cerita pilu orang kantoran, tahunya dikit omongnya banyak. Memprihatinkan. Jadi buat orang kantoran, nggak usah sok tahu nggak usah menghakimi orang lain. Karena kita nggak tahu hidup orang lain, nggak pernah tahu kondisi teman kerja kita sendiri. Bantu nggak nolong nggak tapi banyak omong, apa itu namanya?











