Ini cuma nasihat, berhentilah takut diomongin orang lain. Sebab hidup kita itu ya kita yang atur dan kita juga yang jalani. Orang lain kan nggak kasih makan, nggak nyekolahin. Jadi, apa pedulinya mereka. Sangat sederhana, jangan sampai hidup kita diatur orang lain. Itulah hal paling prinsip yang harus dipegang, jangan sampai plin-plan.
Buat apa ngomongin perceraian Raisa dan Hamish Daud? Nggak ada untungnya, nggak pengaruh juga terhadap kita. Kita nggak tahu banyak soal keduanya, jadi nggak usah sok tahu. Biarkan saja itu urusan Raisa dan Hamish Daud, mereka sudah ikhtiar dan kini udah di fase menjalani takdir-Nya. Sederhana kan?
Berhentilah takut diomongin orang lain. Hidup dan harga diri kita nggak diukur dari seberapa banyak orang yang ngmongin. Tapi seberapa mampu kita menjalani kehidupan dengan lebih baik. Mau bekerja keras, selalu mawas diri dan justru harus punya komitmen untuk menebar manfaat ke banyak orang lain. Sekolah tinggi, punya pangkat dan jabatan bila nggak ada manfaatnya untuk apa? Jadi fokus saja pada apa-apa yang penting untuk kita, jangan takut diomoning orang lain. Toh, omongan orang tidak akan menjadi sebab kita kehilangan martabat. Iya nggak?
Kenapa jangan takut diomongin orang lain? Ya, karena kita berhak untuk menentukan sikap sendiri. Kita berhak atas hidup kita, bahkan endapatkan kebahagiaan Menurut versi kita bukan versinya orang lain. Sekalipun sibuk dan punya tanggung jawab berat, kita harus tetap mencintai diri sendiri. Kita berhak memilih siapa yang jadi teman, pergaulan mana yang harus dirawat. Sebagai manusia, kita juga butuh kenyamanan, ketenangan. Kita harus punya waktu untuk keluarga, untuk pekerjaan. Butuh waktu untuk istirahat, butuh ruang untuk berbuat baik dan menebar manfaat. Bahkan kita juga butuh tempat untuk aktualisasi diri, berkreasi. Seperti saya berkiprah di taman bacaan dalam 8 tahun terakhir ini.
Kita bertanggung jawab atas hidup kita sendiri, bukan hidupnya orang lain. Maka wajib hukumnya untuk memprioritaskan diri sendiri, Hindari tongkrongan yang nggak ada manfaatnya, jauhi teman-teman yang toxic. Apalagi lingkungan yang gagal untuk bersikap saling menghargai dan menghormati. Jangan paksa diri untuk terjebak dalam hidup yang banyak keluhan tanpa mau cari solusi, Jangan bergaul di tempat yang isinya hanya mencari validasi dan pengakuan. Sebab kita hanya divalidasi oleh sang [encipta, bukan manusia lain.
Rehatlah sejenak dan berpikir untuk diri sendiri, mau apa dan mau ke mana? Jangan paksa diri untuk selalu hebat di mata orang lain. Nanti capek sendiri. Menjauh dari lingkungan buruk itu bukan lemah. Tapi belajar untuk bersikap dan berkata “tidak” terhadap hal-hal yang bikin kita nggak nyaman. Kita berhak untuk hidup tenang. Karenanya, beri waktu untuk diri kita sendiri. Nikmati dan jalani apapun yang bikin happy tanpa rasa bersalah.
Nggak peduli pada orang lain itu bukan egois. Tapi bentuk menghargai hidup dan melatih bersikap tegas. Rawat hati kita, jaga pikiran kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Ingat, harga diri kita nggak diuur dari luasnya pergaulan apalagi omongan orang lain. Harga diri nggakdiukur dari seberapa hebat omongan orang ain tentang kita di luar. Tapi dari seberapa kokoh kita memegang prinsip dan bersikap atas realitas.
Dunia boleh keras, pergaulan boleh luas. Tapi jangan kehilangan arah untuk diri sendiri. Sebab pada akhirnya, hidup bukan tentang siapa yang nggak diomongin orang. Tapi tentang siapa yang paling mampu bertanggung jawab atas hidupnya sendiri, dalam diam yang tenang dan langkah yang mantap ke depan. Salam literasi!
