Rencana yang baik akan tetap sia-sia tanpa didukung tindakan konsisten. Maka eksekusi jadi kata kuncinya. Eksekusi menguji, apakah rencana jadi realistis, apakah komitmen nyata, dan apakah kita siap menanggung semua proses yang dijalani?
Orang besar biasanya bangun pagi bukan untuk bercerita. Tapi untuk melakukan tugas yang terlihat kecil oleh orang lain. Hari ini dianggap kecil tapi menjadi besar esok hari. Kerja yang konsisten, meski perlahan, memberi momentum yang akhirnya tidak bisa dibantah oleh kritik atau cemoohan sekalipun. Kerjakan dan eksekusi, itu saja kata kuncinya.
Prinsip eksekusi itulah yang semestinya terjadi di literasi dan taman bacaan. Seperti program aksi nyata SAN Chapter Bogor, komunitas anak-anak muda yang peduli sosial yang menjalankan aktivitas nyata selama 1,5 bulan di TBM Lentera Pustaka, dari November s.d. Desember 2025. Tiap hari Minggu datang dan berkreasi bersama anak-anak TBM Lentera Pustaka, berdiskusi bersama relawan. Selain untuk meningkatkan kegemaran membaca anak-anak usia sekolah, sekaligus untuk mewujudkan praktik baik dan eksekusi di taman bacaan. Karena di taman bacaan, sebagus apapun narasi dan diskusi pada akhirnya berujung pada eksekusi, bagaimana implementasinya di lapangan? Sungguh, taman bacaan orientasinya hanya “eksekusi”.

Kebiasaan eksekusi di taman bacaan, adalah cermin komitmen dan konsistensi. Simbol kedisplinan dalam berkegiatan di taman bacaan. Mendekat bukan menjauh dari “pusat literasi” itu sendiri. Sementara itu, banyak bicara tanpa eksekusi hanya menghasilkan klaim kosong yang cepat terhapus oleh publik. Dan pada akhirnya, tidak ada yang peduli kenapa kita terlambat melakukan sesuatu. Sebab dunia hanya peduli, apakah kita megerjakannya dan menyelesaikannya.
Jadi penting untuk diperhatikan. Di taman bacaan hanya ada eksekusi. Kerjakanlah sampai orang yang dulu meremehkan akhirnya “terpaksa” harus mengakui. Itulah “kemenangan” sederhana yang paling manis dan paling hening di taman bacaan. Salam literasi!











