Apa bisa kita mengerjakan sesuatu tanpa ada rasa cinta? Tentu, jawabnya tidak bisa. Karena pekerjaan yang dilakukan karena terpaksa apalagi tanpa cinta sudah pasti hasilnya sia-sia. Tidak akan ada pekerjaan yang baik apalagi berkah bila dikerjakan tanpa cinta. Maka apapun pekerjaan aktivitas kita, lakukan dengan cinta. Artinya, didasari komitmen dan konsistensi sepenuh hati.
Cinta itu penting, sebagai landasan moral. Agar hati dan pikiran lebih lapang dalam mengerjakan sesuatu. Ada ikhlas dan ketulusan saat dijalankan. Dan pada akhirnya, waktu yang akan membuktikan. Bila didasari cinta, maka akan ajek dan berkelanjutan. Bila tanpa cinta, sudah pasti pasang surut dan angin-anginan. Pasangan, pekerjaan, bahkan aktivitas sosial pun butuh cinta.
Tapi jangan lupa, cinta yang paling tinggi dan spektakuler adalah mencintai diri sendiri. Cinta kepada orang lain boleh tapi sesudah kita mencintai diri sendiri. Tanpa ada rasa cinta pada diri sendiri, sudah pasti berantakan. Lucille Ball, aktris terkemuka Amerika Serikat menyebut pentingnya mencintai diri sendiri sebagai fondasi untuk mencapai hal-hal besar dalam hidup. Sebelum kita bisa meraih kesuksesan, mencintai orang lain, atau menjalani hidup dengan baik, kita harus terlebih dahulu memiliki rasa cinta dan penghargaan terhadap diri sendiri.
Bila sudah cinta pada diri sendiri, apapun dikerjakan dengan senang hati. Sehat lahir batin, pikiran positif, hati baik dan insya Allah berkah hidup pun mengalir dari apa yang kita kerjakan. Sebaliknya, bila kita gagal mencintai diri sendiri bahkan menjadikan aktivitas sebagai “pelarian” maka hasilnya pasti gelisah, stres bahkan tidak ada berkahnya. Apalagi seperti aktivitas sosial di taman bacaan, tanpa didasari rasa cinta pada diri sendiri sudah pasti sulit untuk memberikan pelayanan terbaik kepada orang lain. Kan sifatnya sosial, tidak ada gaji tidak ada apresiasi. Maka cintai diri sendiri, apapun yang kita kerjakan. Begitulah prinsip yang ditanamkan di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor.
Ketahuilah, mencintai diri itu bukan berarti egois. Melainkan menghargai diri sendiri, menerima kelebihan dan kekurangan, serta merawat kesejahteraan fisik dan mental yang ada pada diri kita. Karena saat kita memiliki hubungan yang baik dengan diri sendiri maka kita jadi lebih percaya diri, lebih termotivasi, dan lebih siap menghadapi tantangan apapun. Sebaliknya, tanpa self-love, kita justru cenderung meragukan diri sendiri dan mudah terjebak dalam ketidakpastian. Akhirnya, kita tidak tahu tujuannya ke mana?
Sebagai hikmah ramadan, inilah momen untuk merenung. Untuk bertanya, apakah kita melakukan sesuatu atas dasar cinta pada diri sendiri? Ini pesan penting, karena banyak orang mengerjakan banyak hal tapi tanpa didasari rasa cinta pada diri sendiri. Hanya ikut-ikutan atau terpaksa melakukannya. Jangan abaikan diri sendiri atas alasan apapun. Jangan relawan lapar untuk memberi makan orang lain. Justru kenyangkanlah perut kita agar ikhlas memberi makan orang lain.
Jadi, sukses dan berkah dalam hidup itu harus dilandasi rasa cinta pada diri sendiri, lalu kemudian dibagikan ke orang lain. Bila kita benar-benar mencintai diri sendiri, insya Allah segalanya akan lebih mudah akan lebih alami. Mau ada pujian atau hinaan sama saja, karena dasarnya cinta pada diri sendiri. Dan ingat, bila sudah cinta dan terbang tinggi, jangan pernah menjatuhkan orang lain, di mana pun atas alasan apapun. Salam literasi?