Sejak berdiri tahun 2017, saya urus TBM Lentera Pustaka. Bahkan berani mengambil sikap untuk mulai kurangi aktivitas yang nggak perlu dan nggak bermanfaat lagi. Tiap pekan saya habiskan waktu di TBM. Saya urus taman bacaan yang saya dirikan. Nggak apa saya tunda kesenangan semu untuk pengabdian di taman bacaan.
Dari jumlah hanya 14 anak, sekarang bisa ratusan anak yang membaca. Dari 1 program hingga punya 15 program literasi. Dari nggak punya relawan hingga kini ada 18-an relawan aktif. Alhamdulillah, sampai sekarang komitmen saya untuk mengurus TBM Lentera Pustaka belum surut. Bahkan insya Allah nggak bakal surut, karena TBM sudah jadi ladang amal sekaligus legacy. Saat memulia TBM, apa-apa harus dikerjakan sendiri. Berjuang cari buku-buku, cari sumber dana operasional, memperbaiki fasilitas TBM. Yah, semuanya sendiri. Namanya Pendiri TBM.
Buat saya, nggak ada TBM yang sukses atau no. 1. Karena hari ini TBM ramai, belum tentu besok ramai. Hari ini punya banyak relawan belum tentu besok ada relawan. Semuanya berproses. Dan satu hal pasti, TBM ya harus diurus, harus dikelola dan harus ada di TBM. Kan nggak mungkin, saya bicara banyak soal TBM tapi saya sendiri tidak berada di TBM. Apa yang saya mau ceritakan?
Makanya, hal-hal dianggap kecil tapi kreatif di TBM selalu saya kerjakan sendiri. Harus ada inovasi di taman bacaan. Mulai bikin plang nama, bikin nama-nama jalan, hingga mengecat pun dikerjakan. Bikin jajanan kampung gratis, bikin event bulanan, program motor baca keliling, bikin podcast literasi sebagai inovasi. Biar nggak ditinggalin pengguna layanan. Selain komitmen, saya juga jaga konsistensi di TBM. Bersyukur banget, apalagi perusahaan swasta seperti Bank Sinarmas selalu mendukung dan mensupport aktivitas TBM Lentera Pustaka.
Masih ingat kan, dulu HP Nokia itu no. 1 tapi hancur dan bangkrut karena nggak inovatif hingga digeser sama smartphone. Dulu juga koran dan TV paling depan, tapi sekarang kalah sama tiktok dan medsos lainnya. Si Noel juga dulu paling no. 1 kalau ngomong korupsi. Tapi akhirnya dia sendiri yang mendekam di penjara gara-gara korupsi. Noel, Noel biasa aja lu!
Banyak orang sudah membangun dan memulai. Tapi banyak pula yang nggak diurus kemudian, cuma buat “batu loncatan”. Kalau berani mulai ya harus berani mengutus. Dan insya Allah, saya pastikan selalu urus TBM Lentera Pustaka. Insya Allah. Soal rezeki, nggak usah khawatir karena sudah ada yang atur. Rezeki bukan tergantung orang lain atau kompetitor. Tapi tergantung cara kita mengurus dan melayani di taman bacaan. Dan ingat, musuh kita di taman bacaan bukan orang lain tapi diri sendiri. Mau komitmen dan konsisten atau nggak? Kira-kira begitu deh … Salam literasi