Dalam banyak sejarah dan literatur yang ada, benar adanya bahwa kepedulian tidak pernah datang dengan sendirinya. Peduli harus diperjuangkan dengan komitmen, waktu, pengorbanan, dan kesediaan bertindak. Semua yang disebut kepedulian, hanya bisa terjadi dan memberi hasil yang signifikan bila dilakukan. Seperti perubahan baik di masyarakat pun hanya lahir dari aksi nyata, bukan cuma niat baik. Tidak ada yang peduli, bila hanya sebatas doa dan harapan semata.
Terbukti di mana pun, kepedulian hanya terjadi ketika ada keberanian untuk bertindak. Kepedulian adalah sebuah konsep yang sering kali diinginkan orang tapi susah terwujud tanpa ikhtiar. Kita sering berharap dunia jadi tempat yang lebih peduli. Tapi harapan saja tidak cukup. , tetapi harapan saja tidak cukup. Di mana-mana, harapan ya sekadar harapan. Mungkin bisa memberi gairah. Tapi tanpa tindakan, ketidak-pedulian di mana pun pasti akan terus berlanjut.
Maka mau tidak mau, bila peduli harus dieksekusi. Ada tindakan nyata apa yang kita kerjakan? Berani bertindak itulah kata kunci dalam mewujudkan kepedulian. Sama seperti perubahan bisa tercipta bila mau bertindak. Mau mengorbankan waktu, bertindak nyata, dan terus menerus menyuarakan kepedulian itu sendiri. Berani mengambil risiko untuk kebaikan bersama adalah langkah-langkah menuju kepedulian yang hakiki. Bila hanya berdoa dan berharap tanpa bertindak, maka ketidak-pedulian akan tetap bertahan. Peduli tidak cukup hanya pikiran tapi harus perilaku. Kepedulian bukan pelajaran tapi perbuatan. Begitulah fakta yang terjadi di TBM Lentera Pustaka saat buka puasa bersama kemarin (21/3/2025).
Aksi nyata tidak harus demo, tidak selalu siap pembangunan fisik atau karya yang fenomenal. Kadang-kadang, tindakan kecil seperti menyediakan tempat baca, mengelola taman bacaan bahkan memotivasi anak-anak untuk membaca buku juga jadi kepedulian yang efektif. Intinya, kepedulian harus dimulai dan berani diwujudkan. Karena setiap perubahan besar selalu dimulai dari individu-individu yang berani bertindak, meskipun awalnya kecil, sederhana dan tampak tidak berarti bahkan bisa dipersepsi negatif oleh orang lain. Asal dikerjakan dengan baik, biarlah prasangka orang lain bermunculan.
Apapun yang baik di dunia, sungguh tidak akan pernah berubah bila sebatas diinginkan. Membaca buku dan taman bacaan tidak akan pernah terjadi bila cuma didiskusikan. Kita harus berani bertindak di taman bacaan, di manapun. Berani mengubah niat baik jadi aksi nyata tentu dengan segala risikonya. Bergerak maju dengan tindakan nyata, bukan sekadar kata-kata. Berkomitmen untuk memperjuangkan kepedulian pada anak-anak dan taman bacaan. Tanpa keberanian dan aksi nya, sampai kapanpun, kepedulian hanyalah ilusi yang tidak pernah menjadi kenyataan.
Begitulah kesan yang saya peroleh saat melihat seorang anak di TBM Lentera Pustaka menenggak minuman buka puasa lalu berucap “Alhamdulillah”. Saat kepedulian bukan lagi narasi tapi aksi. Salam literasi! #NgabubuRead #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan