Di dunia kerja, selain job desc ada pula persaingan. Bahkan ada yang disebut “politik kantor”. Siapa yang pandai cari muka ke atasan, maka dia yang dipromosikan. Tapi siapa yang kerjanya objektif, bisa jadi paling belakangan dipromosikan. Kondisi begitu sangat lazim di dunia kerja. Selalu ada orang-orang yang ingin sekali kita gagal alias tidak achieve apapun. Jangan bingung, model kayak gitu ada dan jadi realitas.
Di pergaulan juga sama, kita punya kawan. Kalau ngopi dan nongkrong mengaku kawan. Tapi dalam hatinya, kawan kit aitu pula yang berharap kita gagal atau jatuh. Itu bagian dari persaingan. Makanya jangan cerita banyak-banyak ke kawan. Cukup yang penting-penting saja. Berkiprah secara sosial di taman bacaan, seperti saya di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor, banyak juga kawan atau orang dekat yang ingin taman bacaan saya gagal. Diintimidasi, diganggu, bahkan tidak didukung. Tujuannya agar gagal dan taman bacaannya tutup. Jadi, selalu ada orang yang berharap kita gagal. Kira-kira begitu
Makanya, jadi orang jangan baik-baik banget. Harus tetap waspada dan hati-hati. Secara kasat mata mungkin baik-baik saja. Tapi di balik itu, secara tidak kasat mata, ada saja orang yang berdoa dan berharapkita jatuh atau gagal. Selalu ada orang dekat kita yang mengharapkan kegagalan kita, itu biasa dan pasti terjadi.
Istilahnya, ada orang yang diam-diam berharpa kita jatuh. Berdoa kita gagal dan maunya kita dirundung masalah. Mereka yang berharap kita terpuruk. Dan itu pastinya orang-orang di dekat kita (bukan orang jauh). Entah itu bekas teman sekantor, mantan kawan kuliah, mantan pacar, apalagi musuh kita. Bahkan ada juga teman yang berpura-pura mendukung tapi menyimpan rasa iri dan benci. Mereka itu dekat dengan kita tapi berharap kita gagal, gila kan? Bantu nggak tapi berharap kita jatuh!
Nah , ini bagus untuk diskusi dan renungan. Jangan terllau naif untuk bilang kawan kita pasti baik. Tidak semua dan selalu ada yang berharap kita gagal. Alasannya bisa jadi karena persaingan, benci, iri atau tidak ingin melihat kita sukses, sesederhana itu. Itu fakta, dan tinggal bagaimana kita menyikapinya?
Bila kondisi itu terjadi, ada orang-orang yang berharap kita gagal. Kondisi itu jangan dianggap sebagai beban, bukan pula sebagai hambatan, Justru, bila ada orang yang pengen kita aggal (apalagi sudah tahu orangnya siapa?), justru jadikan itu sebagai bahan bakar. Jadikan mereka sebagai energi untuk terus menorehkan prestasi, berbuat yang lebih baik dari kemarin-kemarin.
Biarkan mereka dengan pikirannya, biarkan dengan harapannya. Bila perlu jadikan mereka sebagai penonton. Prinsipnya, jangan berikan apa yang mereka mau? Justru tugas kita hanya satu, kecewakan mereka! Bikin mereka kecewa atas doa dan harapanya mereka sendiri. Tunjukkan bahwa kita tanpa mereka tetap tumbuh dan menggapai apa yang kita mau.
Untuk orang-orang yang membenci, yang berharapkita gagal. Sekali tugas kita hanya “bikin mereka kecewa”. Bahkan dari tempat yang mereka pikir mustahil. Buktikan kita bisa, kita “as usual” tanpa bantuan mereka. Memang kita tidak butuh panggung untuk membuktikan itu. Karenakita hanya butuh konsistensi untuk tetap berjalan, melakukan segalanya dengan baik. Jalani prosesnya dan nikmati segalanya. Vukup yakin saja, bahwa kitab isa lebih baik dari kemarin. Kita ingin baik untuk diri sendir, bukan karena orang lain.
“The best revenge is massive success.” (balas dendam terbaik adalah mengukir kesuksesan besar), begitu kata Frank Sinatra.
Hindari berdebat dengan orang-orang toxic. Daripada membalas mereka dengan kata-kata. Lebih baik balaslah dengan pencapaian. Balas dengan karya nyata dan kiprah yang apa adanya. Sibukkan diri untuk menjadi lebih baik. Dan yang penting, tetap diam. Karena dengan diam, kita selalu mendegar ketidak-sempurnaan orang lain dan menyembunyikan ketidak-sempurnaan kita sendiri.
Atas alasan apapun, kita lakukan saja pekerjaan tanpa drama. Kerjakan yang harus kita kerjakan, prioritaskan diri sendir bukan orang lain. Dan ketika waktunya tiba, biarkan hasil yang berbicara lebih keras dari semua harapan mereka, dari semua keraguan mereka.
Penting banget, untuk tidak menyerah pada omongan orang. Pandang mundur pada orang yang diam-diam berharap kita gagal. Bila ada di anatara kita saat ini sedang berhadapan dengan orang-orang seperti itu, manusia toxic di sekitar kita, maka hadapi dan buktikan kita tetap berdiri lebih tegak. Buktikan bahwa harapan mereka salah, dan bikin mereka kecewa atas harapanya sendiri.
Kata pegiat literasi sederhan. “Jangan fokus pada siapa yang menunggu kita gagal, tapi fokuslah pada siapa yang akan kita beri inspirasi saat kita berhasil. Salam berdiri tegak! #TBMLenteraPustaka #PegiatLiterasi #CatatanLiterasi